"Soal isu RSCM terlambat bertindak, tidak ditangani, dan tidak mendapatkan ventilator, pihak RSCM mengatakan itu tidak benar. Karena pasien langsung ditolong dirawat di high care unit di lantai 6. Pasien itu memang butuh ventilator dan saat itu ventilator memang sedang terpakai," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSCM, dr Heriawan, di kantornya, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (11/6/2012).
Heriawan menjelaskan saat Evan dirawat, semua ventilator yang ada di RSCM sedang terpakai. Menurut dia, tidak mungkin melepas sebuah ventilator dari seorang pasien untuk dipindahkan ke pasien lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heriawan menerangkan pihaknya sempat akan merujuk Evan ke rumah sakit lain. Namun, ternyata rumah sakit yang hendak dituju sedang penuh. "Ada tiga rumah sakit, yang pertama Siloam, RS Thamrin, terus rumah sakit Carolus, dan ternyata semuanya penuh," ujarnya.
RSCM saat ini diketahui memiliki 15 ventilator untuk orang dewasa dan 16 untuk anak-anak. Jumlah itu, Heriawan menjelaskan, memang kurang untuk rumah sakit sebesar RSCM.
"Ventilator 15 untuk RSCM memang masih kurang, tapi kita akan menambah, tapi tidak dalam waktu dekat. Karena ada hal-hal yang dipertimbangkan dan diperhitungkan," imbuhnya.
Sebelumnya pihak KPAI sempat mengeluhkan lambatnya penanganan yang dilakukan pihak RSCM terhadap Evan. Menurut Sekretaris KPAI, Ihsan, pihak RSCM tidak bisa memberikan pertolongan maksimal karena alat ventilator atau alat bantu pernapasan yang ada di ICU RSCM sudah terpakai semua. Menurutnya, pihak RSCM menjanjikan memberikan ventilator ke Evan pada hari Selasa namun ternyata jiwanya sudah tidak tertolong lagi.
"Seharusnya RSCM bisa membantu untuk memberikan skala prioritas. Saya sudah berbicara banyak dengan Direktur RSCM tadi malam memepertanyakan masalah tersebut," keluhnya.
(trq/mpr)











































