Namanya Kamal Ashnawi. Media massa Malaysia, The Star, berkesempatan mewawancarai pria berkacamata itu dan mempublikasikan artikelnya pada 26 Januari lalu. Dalam wawancara yang dilakukan di kedai kopi yang berada di hotel di Kuala Lumpur, Kamal datang didampingi dua ajudannya.
Kamal tampil santai dengan topi baseball, kemeja lengan panjang dan celana jeans. Kemudian kedua ajudannya itu membungkuk, menangkupkan kedua telapak tangannya dan menaruhnya di kening. Sungkem, pemberian salam ala kerajaan. Lantas mereka mencium tangan Kamal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kamal lantas memaparkan bahwa dia adalah warga negara Belanda yang lahir di Tanjung Malim, Perak, Malaysia pada 1 Januari 1964. "Saya adalah keturunan Kaisar China," ucapnya.
Di suatu masa yang sulit, keluarganya pergi dari China ke Kedah. Dia lantas menelusuri garis keturunannya di keluarga kerajaan China, India, Jawa dan Siam.
"Saya besar di Tanjung Malim dan keluarga saya di sini sangat sederhana dan biasa. Tidak ada seorang pun di keluarga saya yang membicarakan tentang darah bangsawan dan kesejahteraan. Namun nenek saya pernah mengatakan, 'Kamu spesial dan saat waktunya tiba kamu akan tahu'," papar pria yang mengaku juga bernama Raden Mas Prabu Gusti Agung Ki Asmoro Wijoyo.
Di Belanda pada akhir 1980-an, Kamal menemukan siapa diri dia sebenarnya. Seorang anggota keluarga kerajaan di Indonesia yang dibuang ke luar negeri oleh Presiden Sukarno, mengatakan bahwa Kamal merupakan keturunan bangsawan.
Lantas di London pada awal 1990-an, seorang pengacara memberi tahu Kamal bahwa keluarga kerajaannya memiliki kekayaan yang luar biasa. Karena tidak percaya, dia meminta pengacara itu untuk membuktikannya.
Kamal dan pengacara itu terbang dari London ke Hong Kong untuk bertemu dengan 'penjaga harta karun kerajaan'. Lalu Kamal dan penjaga harta karun itu pergi ke Kunming di China. Mereka memanjat gunung selama 4 jam hingga tiba ke gua yang dijaga oleh pasangan tua. Menurut Kamal, mereka adalah pasangan abadi.
"Kalau Anda berusaha untuk lewat tanpa mendapat restu mereka, maka anda akan batuk darah dan mati," ucapnya.
Dalam gua setinggi 3 meter itu, Kamal melihat batangan emas ditumpuk seperti pagoda. Ada lagi giok senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 1,7 triliun dan berlian senilai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 1,1 triliun.
"Saya ambil sebongkah emas batangan dan mengetukkannya ke sebuah batu. Itu benar-benar emas. Harta karun itu adalah kekayaan dinasti yang memerintah China. Kekayaannya juga disimpan di gunung lainnya dan dalam kubah di seluruh dunia," tuturnya.
Tiga tahun lalu saat melihat film National Treasure yang dibintangi Nicholas Cage, dia tertawa. "Harta karun di film itu itu kecil sekali perbandingannya dengan harta yang saya lihat di gunung," ucapnya.
Kamal lantas menceritakan pertemuannya dengan Dr Wong Eng Po, seorang dokter kerajaan dari China di Kuala Lumpur dua tahun lalu. Kala itu Dr Wong meletakkan tangannya di atas kepala Kamal. Tak lama Dr Wong segera membungkuk di depan Kamal dan memerintahkan lima pengikutnya untuk melakukan hal yang sama.
"Dia bilang aku adalah reinkarnasi dari Kaisar Nurhaci (1661-1626) dari China. Dia merasa energi di kepala saya yang super karena seorang kaisar, tidak seperti manusia biasa, harus berpikir lebih," terang Kamal.
"Saya reinkarnasi dari dua kaisar di China," imbuhnya.
Dia menjelaskan beberapa tahun lalu keluarga kerajaan memutuskan dia akan menjadi administrator tunggal dari kekayaan kerajaan yang disimpan dalam rekening rahasia di sekitar 1.000 bank di seluruh dunia. "Ini berarti bahwa 86,7 persen dari uang di dunia milik saya," ucapnya.
Dia lantas mengambil beberapa folder berisi dokumen. Di dalamnya ada kertas berukuran A4 dengan berbagai foto harta karun, pasangan abadi dan surat sertifikasi dari HSBC yang tampaknya asli, perihal kepemilikan rekening senilai 5 triliun Euro.
"Ini masih sedikit. Saya punya lebih banyak uang di bank dan institusi lainnya," tambah Kamal.
The Star heran karena nama Kamal tidak muncul dalam daftar orang terkaya di Forbes. Klaim kekayaan ini pun tampak mencurigakan. Namun The Star tidak bisa mengecek keaslian dokumen yang diperlihatkan Kamal lantaran saat itu bank tutup karena Imlek.
Kamal belum melakukan penarikan atas rekening yang dimilikinya. Menurutnya, uang dalam rekening itu tidak bisa begitu saja dipindahkan.
"Uang itu di bawah kendali Indonesia, Jerman, Inggris, AS dan Bank Central Euro, dan saya harus mendekati mereka," ucapnya.
Dituturkan Kamal, dia tidak bisa menggunakan uang itu secara langsung namun akan menginvestasikannya ke proyek tertentu. Misalnya 3 triliun Euro untuk menghijaukan padang pasir di China.
The Star lantas menanyakan perbedaan miliarder dan triliuner pada Kamal. Apa jawabannya? "Seorang miliarder perlu menunjukkan dia memiliki uang. Tapi bagi saya, saya tidak perlu menunjukkan bahwa aku punya uang. Saya dapat melakukan perjalanan dengan bus. Saya bisa memakai sandal," ujarnya.
Lahir di tahun Naga, Kamal percaya bahwa tahun 2012 ini adalah tahunnya. Di bulan Maret dia akan bernegosiasi dengan sejumlah institusi seperti IMF agar diakui sebagai Kaisar Indonesia.
Kamal mengaku kaya, tapi bisa jadi dia hanya mengaku-aku saja. The Star lantas mengingatkan pembaca akan kisah Elie Youssef Najem, yang menjadi headline media massa karena pengakuan bohongnya sebagai miliarder Lebanon.
(vit/nrl)