Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Jamwas Marwan Effendy dalam pidato sambutannya di Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi (KNPK), di Balai Kartini, Jaksel, Rabu (7/12/20111).
"Untuk menanggulangi persoalan kode etik ini, kami masih menggunakan absensi manual sampai saat ini," tutur Marwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mesin absensi finger print itu sengaja dimasuki dengan bubuk dan cairan agar tidak berfungsi. Dan benar akhirnya rusak," ujar Marwan.
Marwan pun tak mau kalah langkah. Dia menginstruksikan jajaran di daerah untuk tetap absen dengan mesin absen.
"Makanya kita tetap gunakan absen manual, agar tidak ada pelanggaran kode etik. Tak banyak yang bolos," tuturnya.
(fjp/nik)