Ketua KRL Mania Agam Faturochman mengatakan aksi petisi digelar sebagai simbol bahwa para penumpang KRL Bekasi mengalami kerugian paling banyak dari penerapan sistem jalur melingkar atau Loop Line. Namun desakan utama yang hendak disampaikannya adalah perbaikan sistem perkeretaapian.
"Pokoknya diperbaiki dulu gangguan-gangguan yang sering terjadi, misalnya gangguan sinyal dan wessel. Kalau itu sudah bisa diperbaiki, maka sistem kereta seperti apa pun bisa berjalan bagus. Dan penambahan armada pun bisa langsung diterapkan," kata Agam di stasiun Manggarai, Jaksel, Selasa (6/12/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari Tanah Abang ke Bekasi kenapa dihapuskan? Sementara ke Bogor masih ada. Jelas merugikan kalau begini terus!" protes Asnaeni, 48, seusai memberikan tanda tangannya di Stasiun Manggarai Jakarta, Selasa (6/12).
Petisi tersebut berisikan 254 tanda tangan dari penumpang KRL Bekasi. PT KAI sendiri belum dapat menanggapi aksi tersebut dengan sebuah tindakan nyata.
"Ini kan upaya menyampaikan uneg-unegnya sebagai pengguna kereta secara lisan. Kami terima aksi pengumpulan tanda tangan ini, akan kami sampaikan ke atasan untuk menjadi bahan pertimbangan. Ini kan belum ada penyampaian secara resmi tertulis. Ada tidaknya keputusan baru itu nanti, kalau kami sudah mengkaji isi petisinya," ucap Senior Manajer Keamanan DAOP I PT KAI Akhmad Sujadi.
(fjp/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini