Walah! Ada Striptis di Hutan Lindung Rokan Hulu Riau

Walah! Ada Striptis di Hutan Lindung Rokan Hulu Riau

- detikNews
Senin, 07 Nov 2011 14:13 WIB
Pekanbaru - Hutan lindung Bukit Suligi di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Riau tak hanya menjadi area pelestarian alam. Diduga, di dalam kawasan hutan sudah menjadi warung remang-remang lengkap dengan sajian tarian telanjang alias striptis. Ya ampun!

"Sudah lama warung remang-remang berada di dalam kawasan hutan lindung itu. Di sana menyediakan hiburan hiburan dunia malam. Lokasi itu jauh lebih aman untuk yang pencandu narkoba," klaim Ketua Koordinator LSM lingkungan, Riau Madani, Tommy S Kalit dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (7/11/2011) di Pekanbaru.

Hutan lindung Bukit Suligi ini, berjarak sekitar 10 km dari tepi jalan lintas Pekanbaru ke Pasir Pangaraian, ibukota Rohul. Hutan lindung itu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kondisinya porak poranda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana sudah ada perkebunan sawit milik masyakat serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Rohul dan Pemprov Riau. Oknum aparat juga turut mengkavling kawasan hutan untuk dijadikan perkebunan sawit.

"Hutan lindung Bukit Suligi kondisinya 60 persen sudah hancur total. Hanya hitungan jari, tak lama lagi hutan itu akan punah. Apa lagi sekarang sudah banyak pemukiman liar di kawasan hutan tersebut, termasuk warung remang-remang," kata Tommy.

Menurut Tommy, di kawasan kaki Bukit Suligi itu, banyak berdiri warung semi permanen sebagai tempat dugem dan membeli narkoba. Saban malam di lokasi itu seperti pasar malam yang ramai dikunjungi. Apa lagi di warung remang-remang itu juga menyediakan wanita penghibur.

"Pemilik warung remang-remang ini dibeking oknum aparat. Dan pemilik warung menyediakan wanita penghibur yang siap melayani tamunya. Maaf, di sana juga menyediakan huburan tarian telanjang," tuding Tommy.

Masalah perambahan hutan serta berdirinya warung remang-remang ini, kata Tommy, sudah dilaporkan masyarakat ke Pemkab Rohul dan Dinas Kehutanan Provinsi Riau. Namun anehnya, sejauh ini tidak ada tanggapan dari instansi terkait untuk menyelamatkan kawasan hutan lindung tersebut.

"Ini sangat aneh, padahal sebelum memasuki kawasan lindung itu, ada kantor Polisi Kehutanan di sana. Tapi kantor tersebut tidak berfungsi. Kita sangat prihatin melihat kondisi hutan yang dijadikan tempat hiburan malam," kata Tommy.

(fay/vit)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads