"Kalau diubah begitu, menyambut baik. Berkali-kali banyak yang menyuarakan agar kebudayaan dikembalikan dalam pendidikan. Karena kebudayaan bukan produk komoditas di pariwisata, tapi merupakan bagian dari sistem pendidikan. Jadi pendidikan akan berbudaya," kata pengamat pendidikan Darmaningtyas dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (18/10/2011).
Ketika namanya Kemendiknas, maka yang diurusi lebih pada persoalan manajerial. Padahal pendidikan merupakan bagian dari pendidikan karakter, di mana ada nilai kebudayaan dalam pembentukan karakter itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang dengan berganti namanya Kemenbudpar menjadi Kementerian Budaya dan Ekonomi Kreatif, maka pariwisata ditempatkan sebagai sarana untuk menarik devisa dari luar dan dalam. Jadi pariwisata bisa menjadi pembangkit perekonomian sosial," lanjutnya.
Penulis buku 'Pendidikan Rusak-rusakan' ini berpendapat, sebaiknya kata nasional dalam Kementerian Pendidikan dan Budaya Nasional dihilangkan. Sebab kata nasional itu seolah menunjukkan ada kementerian pendidikan dan budaya lokal.
"Seharusnya Kemendikbud cukup. Kalau ada kata nasional sepertinya jadi ada kata lokal," tambah Darmaningtyas.
(vit/fay)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini