"Saya tetap meminta mereka membayar biaya perkara dari tingkat pengadilan negeri hingga kasasi sebanyak Rp 2.064 ribu," kata David dengan nada tinggi usai sidang aanmaning di PN Jakpus, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Selasa, (12/7/2011).
Dirinya telah memberikan pilihan memberikan pinjaman kepada IPB cs untuk membayar, tapi tidak dipenuhi. Maka dia memberikan 2 pilihan lainnya, yaitu supaya alumni IPB saling bantu mengumpulkan koin peduli kampus. "Saya imbau, alumni IPB kumpulkan koin untuk membayar biaya perkara ini," ungkap David.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika tidak, maka dengan amat berat hati, saya akan menyita meja Rektor IPB," ancam David.
Meski didesak sana-sini, IPB cs tetap tidak mempu bayar biaya perkara. Mereka beralasan sedang PK dan pokok perkara sedang di gugat balik. " Kami tetapi tidak mau bayar," ujar Edward.
Seperti diketahui, MA telah memerintahkan Menkes, BPOM dan IPB untuk memublikasikan nama-nama produsen susu formula yang diduga mengandung Enterobacter Sakazakii. Polemik ini bermula ketika ketika para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan adanya kontaminasi Enterobacter Sakazakii sebesar 22,73 persen dari 22 sampel susu formula yang beredar tahun 2003 hingga 2006.
Hasil riset itu dilansir Februari 2008. Namun, bukannya mengumumkan, IPB malah mendapat dukungan dari kampus USU, Univ Andalas, UI, Unhas dan Unpadj yang menggugat putusan MA tersebut
(asp/gah)