"Ini aneh. Rakyat kita suka kebohongan dan kecurangan yang menyenangkan mereka, dalam hal ini agar anaknya lulus," ujar mantan Rektor UGM, Sofian Effendi.
Ini dia sampaikan usai acara temu tokoh nasional di Gedung PP Muhammadiyah, Cikini, Jakarta, Kamis (16/6/2011). Turut hadir dalam acara ini Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, mantan Wapres Jusuf Kalla (JK), Taufiq Kiemas dan Surya Paloh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya, Ny Siami punya moralitas. Semoga ini menjadi bahan introspeksi bagi kita semua," ujar Sofian.
Kisah Siami bermula dari laporan buah hatinya, Alif, yang cukup cerdas. Saat Ujian Nasional (UN), Alif diminta gurunya untuk memberikan contekan pada teman-temannya. Sesampai di rumah, Alif mengadu kepada ibunya, seorang mantan buruh pabrik sepatu. Siami lalu mengadu ke kepala sekolah dan komite sekolah, namun tidak digubris.
Kasus ini lalu masuk media massa sehingga menarik perhatian Walikota Surabaya. Kepala sekolah dan dua guru SD tersebut mendapat sanksi. Sedangkan warga Gadel marah besar pada Siami dan keluarganya dan menyebutnya sebagai "sok pahlawan" dan "tak punya hati nurani".
Warga mendesak Siami minta maaf. Siami memenuhi tuntutan warga. Namun warga tetap marah dan mencaci keluarga itu.Warga juga mengusir mereka dari kampung Gadel. Akhirnya, Siami dan keluarga mengungsi ke keluarganya di Gresik.
Simpati berdatangan juga berdatangan dari berbagai kelompok masyarakat. Mereka menggelar aksi simpati, salah satunya di Aula Mahkamah Konstitusi yang mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh nasional.
(lh/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini