Pengalaman tersebut dikisahkannya kepada wartawan yang menemui di rumahnya di desa Sewukan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (8/5/2011). Ada 30 orang perompak bersenjata yang tak pernah lupa mengancamnya.
“Kalau mereka sudah menyuruh kita untuk mengerjakan sesuatu pasti mereka berteriak dan mengancam ‘I shoot you’. Sambil mengacungkan pistol ke arah awak kapal. Tidak takut lagi mas, takut sekali. Bahkan semua barang seperti jam tangan, handphone, laptop, serta pakaian semua mereka bawa. Tanpa menyisakan. Hanya baju ‘wear pack’ warna oranye saja yang menempel di badan yang tersisa,” tutur Ariyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Waktu pesawat helikopter perusahaan datang memberikan uang tebusan kita semua 20 orang disuruh berjejer di atas muatan. Uang langsung dilemparkan ke kapal,” jelas Ariyanto.
Selanjutnya, dia bersama ABK lain secara paksa oleh para perompak kembali masuk ke ruangan mesin kapal masing-masing sesuai fungsi dan tugas masing-masing di kapalb ersama tiga masinis dan satu orang ‘oiler’. Selama disandera, para awak kapal juga sempat memenuhi order para perompak Somalia.
“Order yang diminta perompak di antaranya disuruh untuk membuat jangkar kapal. Kadang mereka sempat meminta kunci serta peralatan dan perlengkapan lain. Tentunya dengan ancaman. Perompak pun ada yang bisa menerjemahkan dan ada yang paham dan fasih berbicara dalam bahasa Inggris,” tutur Ariyanto.
(asp/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini