Demikian disampaikan Humas Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Dian Mutia kepada wartawan, Senin (25/4/2011) di Pekanbaru. Menurutnya dari jumlah peserta itu, 59.965 siswa berasal dari sekolah negeri dan 30.004 siswa berasal dari sekolah swasta.
"Peserta tahun ini naik 3,89 persen dibanding tahun sebelumnya. Atau tahun ini naik jumlah peserta 3.371 siswa. Tahun lalu peserta UN hanya 86.598 siswa," kata Dian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mengharapkan peserta UN dapat percaya diri tidak terpengaruh terhadap isu bocoran soal maupun jawaban. Kita mengharapkan pelaksanaan UN dapat berjalan lancar," kata Dian.
Pengamat Pendidikan dari LSM Ruang Publik Riau, Syahnan R kepada detikcom mengatakan, pelaksanaan UN untuk mutu pendidikan di Indonesia memang patut dilaksanakan. Yang menjadi persoalan adalah, pemerintah pusat dan daerah tidak menyiapkan infrastruktur pendidikan secara merata.
Dengan masih ada ketimbangan infrastruktur pendidikan tersebut, kata Syahnan, sehingga UN oleh sebagian sekolah masih dianggap momok yang menakutkan.
"Belum ada pemerataan yang adil di masing-masing sekolah. Namun satu sisi pemerintah dalam UN menyetarakan seluruh kemampuan masing-masing sekolah. Ini salah satu bentuk kelemahan UN yang masih minim infrastruktur pendidikan itu sendiri. Sekolah negeri di ibukota provinsi pasti fasilitasnya masih jauh lebih baik dibanding sekolah negeri di perkampungan," kata Syahnan.
Karena itu, pemerintah harus segera mengejar ketimpangan pendidikan yang terjadi selama ini. "Sepanjang fasilitas pendidikan masih terjadi ketimpangan, maka UN hanya akan membuat ketar-ketir pihak sekolah. Dengan demikian, maka terjadilah kecurangan dimana pihak sekolah berkepentingan meluluskan siswanya demi menjaga prestasi sekolah itu sendiri. Kecurangan seperti ini masih tetap berlangsung setiap pelaksananaan UN," kata Syahnan.
(cha/fay)