'Uler Jaran' Rembeti Rumah Warga di Sleman

'Uler Jaran' Rembeti Rumah Warga di Sleman

- detikNews
Kamis, 14 Apr 2011 09:58 WIB
Sleman - Ulat mulai merembeti dinding rumah warga di kawasan Sleman, Yogyakarta. Warga menyebut ulat itu 'uler jaran' (ulat kuda). Ulat-ulat itu masih kecil, ditengarai belum lama menetas dari telurnya.

Uler jaran tersebut ditemukan di perumahan Green Aprilia, Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Sleman menemukan di sekitar perumahan itu ada tanaman kelapa, pisang dan palem.

"Tanaman kelapanya ada yang sudah mati kekeringan. Sepertinya ulatnya bukan dari tanaman-tanaman itu. Ulatnya banyak sekali, mungkin sampai ribuan yang ada di dinding luar rumah, tapi masih kecil-kecil. Jenisnya uler jaran, Mbak," kata Kasi Sarana dan Prasaran Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Sleman, Sumarno, kepada detikcom, Kamis (14/4/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, uler jaran itu warnanya hitam dan memiliki bulu putih. Sumarno menduga, ulat-ulat itu berasal dari ngengat yang entah dari mana asalnya dan bertelur di sekitar perumahan.

"Di situ sebenarnya ada kaplingan tanah yang belum dibangun. Di situ ada rumput-rumputan, mungkin asalnya dari situ. Hanya dua rumah yang dirembeti, tapi jumlahnya memang banyak. Tapi cuma di tembok luar, tidak masuk ke rumah," sambung Sumarno.

Uler jaran atau ulat kuda, memiliki bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya yang menyerupai rambut pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam. Ulat ini umumnya berwana coklat atau coklat kehitam-hitaman.

Ulat bulu juga dilaporkan keberadaannya di Balai Desa Sumber Arum, Moyudan, Depok, Sleman. Ulat tersebut menyerang 4 pohon felicium yang menjadi perindang di sekitar Balai Desa.

"Kemarin agak banyak. Rencananya pohon itu mau dipotong dan dibakar, karena sebenarnya mau ada pelebaran Balai Desa. Jenis ulat yang di situ kuning cerah seperti uler srengenge (ulat matahari/api)," terang Sumarno.

Warga Dusun Pondok, Condongcatur, Depok, Sleman juga melaporkan adanya ulat di sekitar rumah warga. Rupanya ulat tersebut berasal dari pohon kedondong.Kemunculan ulat ini, dinilai wajar oleh Sumarno.

"Mungkin karena ulat lagi ngetren, jadi pembicaraan, makanya warga khawatir. Tapi kalau ulat di pohon kedondong itu biasa saja. Kalau petani kedondong malah senang, karena setelah dimakan ulat lalu ada bunga dan jadi buah," tuturnya.

Di sejumlah lokasi yang dilaporkan terdapat ulat telah dilakukan penyemprotan dengan decis. Sumarno mengaku tidak ada anggaran khusus untuk membasmi ulat bulu. Selama ini, anggaran yang ada hanyalah untuk obat-obatan hama wereng dan tikus.

"Anggaran khusus tidak ada. Mungkin nanti koordinasi dengan provinsi kalau ada serangan yang banyak. Kalau untuk wereng dan tikus memang ada anggaran karena tikus itu saja sulit dikendalikan dari tahun ke tahun," ucapnya.

(vit/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads