Bekas Korban Penculikan Irak Tuntut Pemerintah Jepang
Rabu, 09 Jun 2004 16:51 WIB
Jakarta - Seorang aktivis Jepang yang sempat diculik dan disandera di Irak, telah menuntut pemerintahnya sendiri. Alasannya, keputusan pemerintah Jepang untuk mengirimkan pasukan ke Irak telah memicu kemarahan penculiknya. Karena itu pemerintah Jepang bersalah atas penderitaannya selama ditawan.Nobutaka Watanabe, 35, menuntut ganti rugi senilai US$ 46.000 atas penderitaan fisik dan mental yang dialaminya selama empat hari ditawan penculik. Demikian disampaikan pengacaranya, Masatoshi Uchida kepada The Associated Press, Rabu (9/6/2004)."Mr. Watanabe yakin bahwa penculikan dirinya sebagai akibat keberadaan militer Jepang," tukas Uchida. "Para penculiknya mengatakan padanya bahwa dia diculik karena dia berasal dari negara yang telah mengirimkan pasukan ke Irak," terang Uchida.Gugatan tersebut diajukan Watanabe, Selasa (8/6/2004) kemarin. Pria Jepang itu diculik sekelompok bersenjata Irak bersama wartawan lepas Jumpei Yasuda saat bepergian di dekat kota Fallujah pada 14 April lalu.Sebelumnya, tiga warga sipil Jepang lainnya juga menjadi korban penculikan dan penyanderaan di Irak. Penculik mengancam akan membakar mereka hidup-hidup jika pasukan Jepang tidak ditarik dari Irak. Namun kemudian ketiganya dilepaskan.
(ita/)