Beberapa pabrik besar minuman kemasan di Korsel pun menerima permintaan air kemasan dari Jepang dua kali lipat dari kondisi normal, demikian seperti dilansir dari NHK, Jumat (25/3/2011).
Perusahaan minuman itu menerima lebih dari 100 pertanyaan per hari pada Rabu dan Jumat setelah pemerintah menyatakan bahwa air keran siap minum di Tokyo dan 6 prefektur di Jepang terpapar radioaktif yodium di atas batas normal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Pemerintah Prefektur Tokyo, Fukushima, Ibaraki, Chiba, Saitama dan Tochigi telah mendeteksi airnya terpapar zat radioaktif yodium lebih dari 100 becquerels per liter air, di 18 instalasi pengolahan air di keenam prefektur. Jumlah itu tidak aman bagi bayi di bawah 12 bulan, namun masih aman untuk orang dewasa karena tidak di atas batas aman 300 becquerels.
Guru besar Universitas Hosei yang juga pakar kontaminasi udara, Kentaro Murano, mengatakan susah memprediksi di mana saja substansi radioaktif akan menyebar, karena angin bertiup ke segala arah pada tahun ini.
Murano mengatakan sebaiknya warga jangan bereaksi berlebihan bila terdapat zat radioaktif dalam jumlah kecil. Zat radioaktif di udara dan tanah bisa tercuci oleh air hujan dan dialirkan ke laut. Murano juga mengatakan tingkat zat radioaktif bisa menurun dalam jumlah yang aman dalam waktu 2 minggu. Namun dia mengingatkan jika zat radioaktif tersebut didapat dari kebocoran PLTN, dampaknya akan berlanjut untuk beberapa waktu.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini