Muhammadiyah Berharap Boleh Pakai Fasilitas Negara untuk Salat Id 16 November

Muhammadiyah Berharap Boleh Pakai Fasilitas Negara untuk Salat Id 16 November

- detikNews
Senin, 08 Nov 2010 14:02 WIB
Jakarta - Perayaan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1413 H di Indonesia tidak serempak. Pemerintah menetapkan Idul Adha 17 November, sedangkan PP Muhammadiyah pada 16 November.

Atas perbedaan ini, Muhammadiyah mempersilakan umat Islam untuk merayakan Idul Adha sesuai keyakinannya. Muhammadiyah juga berharap pemerintah mengizinkan menggunakan fasilitas pemerintah untuk salat Id pada 16 November.

"Umat Islam berdasarkan pada keyakinannya masing-masing dipersilakan mengikuti apa yang menjadi keyakinannya," ujar salah seorang ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat dihubungi detikcom, Senin (8/11/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haedar mengatakan, umat Islam bisa merayakan Idul Adha tanggal 16 November atau tanggal 17 November. Perbedaan perayaan Idul Adha ini jangan sampai membuatย  perpecahan umat Islam sendiri. Karena perbedaan sistem perhitungan sendiri tidak hanya terjadi antar pemerintah dan sejumlah ormas. Namun sesama ormas juga punya perhitungan yang berbeda-beda.

"Perbedaan itu saling dihargai dan dihormati. Tidak perlu menjadi hal yang membuat perpecahan. Ini biasa dalam beberapa satu atau dua tahun sering berbeda. Masyarakat saya rasa sudah arif untuk memilih," ujarnya.

Haedar berharap pemerintah juga menghargai perbedaan perayaan Idul Adha tersebut. Salah satunya dengan memperbolehkan tempat-tempat milik negara digunakan untuk salat Id pada 16 November.

"(Muhammadiyah berharap) Diberi keikhlasan lapangan milik pemerintah bisa dipakai tanggal 16. Jangan dibilang nggak bisa dipakai untuk tanggal ini. Padahal besoknya nggak dipakai. Jadi bisa mengayomi dan menghargai juga," pintanya.

PP Muhammadiyah sudah mengadakan pertemuan sebanyak 3 kali mencari titik temu atas perbedaan Idul Adha dengan ormas terbesar di Indonesia, PBNU. "Kami mencari titik temu antara sistem hisab dan rukyat. Itu kan proses terus. Kita kan masih di sana-sini ada perbedaan. Ke depan semoga bisa mendapatkan titik temunya," harap Haedar.

Menurut kamus Wikipedia, hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah. Cara ini antara lain dipakai oleh Muhammadiyah sehingga sejak pertengahan tahun ini, ormas ini telah menetapkan kapan Idul Adha jatuh.

Sedangkan rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Cara ini dipakai antara lain oleh PBNU.

(gus/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads