Pelaku Salah Satu Polisi Terbaik Filipina

Drama Penyanderaan Manila

Pelaku Salah Satu Polisi Terbaik Filipina

- detikNews
Selasa, 24 Agu 2010 13:05 WIB
Manila - Delapan turis Hong Kong tewas dalam aksi penyanderaan yang dilakukan seorang mantan perwira polisi di Manila, Filipina. Mantan kapten polisi bernama Rolando Mendoza itu merupakan polisi senior yang pernah mendapat penghargaan sebagai salah satu polisi terbaik di Filipina.

Aksi penyanderaan itu dilakukan Mendoza karena kecewa akan pemecatan dirinya dari kepolisian. Mantan inspektur kepolisian itu memegang gelar kesarjanaan dalam krimonologi dari Philippine College of Criminology. Mendoza masuk ke kepolisian pada tahun 1981.

Menurut surat kabar Filipina, Philippine Daily Inquirer, seperti dilansir Straits Times, Selasa (24/8/2010), karir Mendoza menanjak cepat dan meraih beberapa penghargaan, termasuk penghargaan 10 polisi terbaik atau 10 Outstanding Policemen of the Philippines pada tahun 1986.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Mendoza dipecat pada tahun 2008 lalu. Menurut pemberitaan media Filipina, pria berumur 55 tahun itu termasuk di antara lima perwira polisi yang didakwa melakukan perampokan, pemerasan dan ancaman, setelah seorang juru masak hotel di Manila menggugat kelima polisi tersebut.

Menurut koki hotel tersebut, kelima polisi termasuk Mendoza telah menuduh dirinya menggunakan narkoba. Tuduhan yang keliru itu menurut sang koki, sengaja dibuat kelima polisi tersebut demi mendapatkan uang dari juru masak tersebut.

Mendoza, yang seharusnya pensiun tahun depan, kehilangan haknya akan tunjangan pensiun akibat kasus tersebut. Padahal Mendoza telah berulang kali membantah dakwaan yang dijatuhkan padanya.

Menurut adik laki-laki Mendoza, Gregorio yang juga seorang polisi, Mendoza merasa telah diperlakukan tidak adil.

"Dia kecewa karena dia telah bekerja dengan baik di kepolisian tapi diberhentikan karena kejahatan yang tidak dilakukannya," kata Gregoria kepada wartawan di Manila.

"Masalahnya dia dikeluarkan secara tak adil dari kepolisian. Tak ada proses, tak ada persidangan, tak ada komplain," imbuh Gregorio.

Mendoza yang bersenjatakan senapan M-16 menyandera sebuah bus wisata yang dipenuhi turis-turis Hong Kong pada Senin, 23 Agustus kemarin. Dalam aksinya, Mendoza menuntut dipekerjakan lagi di kepolisian. Namun negosiasi dengan aparat polisi Filipina gagal dalam penyanderaan yang berlangsung sekitar 12 jam itu. Mendoza pun tewas diterjang peluru polisi.
(ita/fay)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads