Prananda Disebut-sebut di Belakang Pidato Megawati

Kongres III PDIP

Prananda Disebut-sebut di Belakang Pidato Megawati

- detikNews
Selasa, 06 Apr 2010 13:00 WIB
Denpasar - Meski sudah pernah tampil di hadapan publik, sosok putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, tetap saja misterius. Pria yang sedikit bicara itu disebut-sebut sebagai orang di balik layar dari pidato politik ibunya yang dibacakan saat pembukaan Kongres III PDIP.

Sumber detikcom yang mengikuti perkembangan penyusunan naskah pidato Megawati mengatakan, Prananda berperan dalam memasukan kutipan-kutipan Bung Karno.

"Meski konstruksi utamanya tetap Ibu Mega," kata sumber itu di arena Kongres III PDIP, Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Bali, Selasa (6/4/2010).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato Megawati memang menggambarkan ketegasan sikap putri Bung Karno tersebut. Selain menyatakan penolakan bergabung terhadap pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat, Megawati juga menyerukan para kader partai untuk mempertahankan jalan ideologis partai.

Untuk menguatkan pesan jalan ideologis itulah, Prananda disebut memasukan kutipan dari Bung Karno yang cukup terkenal saat bangsa mengalami masa-masa sulit memperjuangkan kemerdekaan.

"Majulah terus, jangan mundur, mundur hancur, mandeg ambleg; bongkar maju terus, kita tak bisa dan tak boleh berbalik lagi. Kita telah mencapai point of no return," demikian kutipan Bung Karno yang disebut dimasukkan Prananda. Megawati pun membacakannya sambil meneteskan air mata.

Tidak hanya itu, Prananda juga memasukkan kutipan yang diambil dari percakapan Kresna dan Arjuna dalam medan perang Kurusetra dalam kitab Baghawad Gita: Karma Nevad Ni Adikaraste Ma Phaleshu Kada Chana.

"Kerjakanlah kewajibanmu dengan tidak menghitung-hitungkan akibatnya," kata Megawati tentang arti kutipan yang sering digunakan Bung Karno tersebut.

Anggota Pantia Kongres, Hasto Kristiyanto juga mendengar kabar Prananda yang memasukkan kutipan tersebut. Namun, ia tidak tidak heran karena Prananda memang banyak mendalami ajaran Bung Karno.

"Dia memang kamus berjalan Bung Karno," kata Hasto.

(lrn/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads