Demikian keterangan dari Menkum HAM Patrialis Akbar di rumahnya Jl Cakrawijaya VII, Kompleks Diskum, Cipinang Muara, Jakarta Timur, Jumat (27/11/2009).
"Peristiwa terjadi pada jam 6 sore kemarin. Jadi ada semacam salah paham," ujar Patrialis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadinya Butar dan yang polisi sama TNI satu sel. Kesalahpahaman bermula di dalam sel, orang TNI mengatakan 'Eh Butar sekarang kamu dijagain di sini'. Nah setelah itu beredarlah SMS," jelas Patrialis.
SMS itu pada intinya mengatakan bahwa Tabuni babak belur, kepala benjol-benjol. Padahal menurut Kepala LP Abepura, Antonius hal itu tidak benar.
"Memang ada bengkak-bengkak, lecet sedikit. Sehingga dengan salah paham itu terjadi keributan besar. Lapas hancur, kaca-kacanya habis, massa pendukung Butar itu banyak. Jadi Lapas diserang dari luar dan dalam," ungkap politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Saat kejadian, 296 warga binaan tidak ada yang kabur. "Aman semua," jelas dia.
Untuk mengatasi kerusuhan itu, sudah diambil 4 kesepakatan. 4 Kesepakatan itu adalah:
1. Pada 1 Desember 2009 keadaan dijamin aman, tidak ada keributan. 1 Desember, OPM biasanya mengibarkan bendera bintang kejora
2. Lapas yang hancur akan diselesaikan secara adat
3. Menjamin tidak akan ada kejadian yang serupa lagi
4. Butar Tabuni diberikan pengobatan.
Sekarang 2 orang TNI danย 1 orang Polisi sudah diamankan di kantor TNI dan dipisahkan dari Butar Tabuni. Menkum HAM juga akan berkoordinasi dengan Kapolri.
"Kita akan koordinasi dengan Kapolri supaya membantu. Meski tadi 1 peleton Brimob sudah di sana, Sabtu besok kita akan koordinasi dengan Dirjen Pemasyarakatan," tandas Patrialis. (nwk/gah)