Belasan Umat Kecopetan Usai Ikuti Detik-detik Waisak di Candi Mendut

Belasan Umat Kecopetan Usai Ikuti Detik-detik Waisak di Candi Mendut

- detikNews
Sabtu, 09 Mei 2009 19:26 WIB
Magelang - Belasan umat buddha usai mengikuti acara detik-detik waisak  2553 BE (Budhis Era)/2009 di Candi Mendut menjadi korban copet. Mereka kecopetan di pintu masuk pelataran Kompleks Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah.

Meta Kurniawati(42), warga Temanggung, Jawa Tengah, salah satu korban copet saat sedang melapor di pos polisi menyatakan, saat itu dirinya sedang keluar dari Candi Mendut ingin keluar menunggu arak-arakan menuju ke Candi Borobudur, Sabtu (9/5/2009).

“Namun, saat saya mau ke toilet untuk buang air kecil tiba-tiba tas saya sudah robek akibat disilet oleh seseorang perempuan yang tidak saya kenal,”tegas Suyani sambil menangis kepada beberapa petugas kepolisian yang berjaga-jaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas kepolisian pun akhirnya memberikan pengumuman melalui megafon kepada pengunjung agar berhati-hati membawa barang bawaannya. Sebab, banyak para pencopet yang berkeliaran.

Meditasi detik-detik Waisak sendiri dimulai tepat pukul 11.10 WIB  tadi berlangsung selama sekitar 10 menit dan berjalan dengan khusyuk.

Namun, usai mengikuti acara detik-detik waisak dan suasana Candi Mendut yang terletak sekitar tiga kilometer sebelah timur Candi Borobudur yang terkesan tenang usai, belasan umat mendatangi pos kepolisian yang berada  di depan kompleks candi.

Diikuti Ribuan Umat


Acara detik-detik waisak sendiri, diikuti ribuan umat buddha dan para biksu dari dalam dan luar negeri.

Tak ketinggalan 12 Majelis Umat Buddha yang berada di bawah Perwakilan Umat Budha (Walubi) di antaranya Majelis Umat Buddha Theravada Indonesia, Majelis Umat Buddha Maitreya Indonesia, Majelis Agama Buddha Tantranaya Satya Buddha Indonesia, Majelis Agama Buddha Tantranaya Zhen Fo Zong
Kasogatan Indonesia, Yayasan Pandita Buddha Dharma Indonesia, Parishada Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia, Majelis Rohaniawan Tridharma Seluruh Indonesia, Lembaga Keagamaan Buddha Indonesia, Majelis Umat Buddha Mahanaya Indoneisa, Majelis Agama Buddha Tantranaya Indonesia,
Majelis Mahayana Buddhis Indonesia dan Majelis Agama Buddha Mahayana Indonesia Tanah Suci.

Dalam pesan detik-detik waisak sendiri, Koordinator Dewan Sangha Walubi, Biksu Tadisa Paramita Sthavira, menyampaikan renungan Waisak 2009, intinya tentang peristiwa spiritual Sang Buddha sejak lahir sebagai Sidarta Gautama, perolehan kesempurnaan dirinya sebagai Buddha, dan kematian Sang Buddha.

”Cinta kasih dan belas kasih Buddha membawa suka cita bagi kebahagiaan semua makhluk. Kemampuan dan kekuatan spiritual Sang Buddha tiada tara, sangat gaib dan kharismatis,”tegasnya.

Bhiksu Tadisa Paramita menjelaskan, citra kesahajaan Sang Buddha menjadi panutan umat dalam menjabarkan misteri alam semesta. Kebijaksanaan dan keteladanan Sang Buddha, katanya, sungguh sulit terkatakan dan tidak terpikirkan.

Bhiksu Tadhisa menambahkan, semua makhluk membutuhkan ajaran, perlindungan, dan bimbingan spiritual dari Sang Buddha agar mereka memperoleh kesadaraan dan kesejatian diri secara fundamental.

”Bagi yang tekun dan telaten mengamalkan ajaran Buddha, bebas dari bodoh dan derita,”tegasnya.

Usai acara detik-detik Tri Suci Waisak, saat ini prosesi arak-arakan dan jalan kaki oleh umat dan biksu dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur melewati Candi Pawon.

(nwk/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads