"Peristiwa itu membuta Armandra mengalami depresi berat. Seakan dia tidak dapat menerima kenyataan ayahnya yang meninggal secara tragis di rumahnya. Sekarang dia sering termenung, menangis dan kadang tertawa sendiri," kata Santi (34), kakak ipar Armandra.
Hal ini disampaikan Santi di Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (09/03/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat meminta pulang karena takut melihat gajah, Armandra menahan bapaknya. Armandra minta agar bapaknya menunda kepulangannya ke kampungnya itu. Tapi rupanya karena ditunda itulah, Jalinus menjadi korban dinjak-injak gajah," papar Santi.
Menurut dia, keluarga sudah mengiklaskan kepergian Jalinus. "Tapi adik ipar saya ini tetap belum bisa menerima kenyataan itu. Sekarang, ipar saya ini seperti orang gila, tertawa sendiri dan kadang menangis. Saya kasihan melihatnya dan kasihan juga melihat anak-anaknya yang masih kecil-kecil," kata dia.
Santi menambahkan keluarga ingin Armandra yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini mendapat perawatan di rumah sakit jiwa. Namun karena keterbatasan dana, niat itu tidak kesampaian.
"Kini Armandra kami obati secara tradisional memanggil dukun kampung. Kami tidak uang untuk membayar biaya rumah sakitnya," tutur Santi lirih.
Keluarga korban gajah ngamuk hingga kini belum mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten Bengkalis, Pemprov Riau dan juga Departemen Kehutanan.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau, Johny Setiawan Mundung, mengatakan, Departemen Kehutanan bertanggungjawab atas insiden tersebut.
Sebab sesuai dengan aturan yang ada, kata dia, apabila terjadi konflik dengan satwa liar, seluruh warga di Indonesia ini diasuransikan pemerintah.
"Mestinya pemerintah mengeluarkan dana asuransinya. Ini merupakan tugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau di bawah naungan Menhut. Pemerintah harus bertanggungjawab dalam masalah ini, baik memberikan santunan sekaligus mencarikan solusi mengatasi konflik," kata Mundung.
Jalinus diinjak-injak gajah di kediaman Armandra di Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, pada Rabu 4 Maret 2009 pukul 01.00 WIB. Tubuh Julinus tercabik-cabik. (cha/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini