Keluarga Nasihati Agus Agar Tobat Sejak 2002

Keluarga Nasihati Agus Agar Tobat Sejak 2002

- detikNews
Kamis, 29 Jan 2009 13:22 WIB
Jakarta - Agus Imam Solichin, pemimpin kelompok Satria Piningit Weteng Buwono, sudah lama dinasihati keluarga agar bertobat. Tapi Agus tetap keras kepala, bahkan dia mengaku apa yang dilakukannya lebih benar.

"Keluarga sudah mengingatkan, tapi Agus tetap melakukan ritual sperti itu," kata Kakak Agus, Ika Kartika, di rumahnya di Kampung Aren Jaya, Bekasi Timur, Jawa Barat, Kamis (29/1/2009).

Wanita berjilbab ini menuturkan, sejak 2002 lalu, tanda-tanda kelakuan aneh Agus mulai tampak. Saat itu Agus mengaku baru pulang belajar menimba ilmu agama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak tahu belajar di mana ilmu itu. Tiba-tiba Agus berubah menjadi orang yang mengerti agama. Dia bilang, kami sekeluarga belum sempurna syarat agamanya," jelasnya.

Tapi anehnya, Agus hanya menyebarkan pada orang lain saja ajarannya ini. "Kalau sama keluarga dia tidak mempengaruhi," tambah pengajar di sebuah SD di kawasan Bekasi Timur ini.

Tapi tidak urung, sejak kasus ini mencuat. Dia beserta seluruh keluarga menjadi resah dan malu dengan tetangga.

"Banyak tetangga yang memandang beda kepada saya. Padahal saya tidak tahu apa-apa," tegasnya.

Sejak diusir tetangga, juga pada 2002, Agus pindah ke Kebagusan, Jakarta Selatan. Tapi sejak itu pula Agus tidak pernah melakukan kontak dengan keluarga.

"Waktu Ibu (Tariyem) meninggal 6 oktober 2008 lalu, bahkan dia tidak datang. Memang karena keluarga tidak tahu di mana Agus berada," jelasnya.

Atas mencuatnya kasus ini, Ika mengaku kena getah atas perbuatan Agus. Dia pun segera bercerita ke rekan-rekannya sesama pengajar.

"Saya sampai pingsan menceritakannya, ya jangan sampai mereka tahu dari orang lain. Keluarga kami memang tidak tahu apa-apa soal Agus," tutupnya pilu. (ndr/iy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads