Warga Berebut Air Sisa Jamasan Kereta Kraton Yogyakarta

Warga Berebut Air Sisa Jamasan Kereta Kraton Yogyakarta

- detikNews
Jumat, 02 Jan 2009 13:27 WIB
Yogyakarta - Ratusan warga berebutan air sisa jamasan (pencucian) kereta pusaka
Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat. Warga yakin air sisa jamasan itu akan membawa berkah bagi yang mendapatkannya.

Jamasan kereta milik Kraton Ngayogyakarta adalah ritual yang berlangsung setahun sekali pada setiap bulan Suro. Kali ini jatuh pada Jumat (2/1/2009), bertepatan dengan hari pasaran Jumat Kliwon tahun 1942
berdasarkan penanggalan Jawa.

Sejak pagi ribuan orang dari Yogyakarta, Magelang, Temanggung dan sekitar telah memadati tempat berlangsungnya jamasan di Museum Kereta Kraton Ngayogyakarto di Jl Rotowijayan, Yogyakarta. Bukan sekedar menyaksikan prosesi, warga juga ingin mendapatkan air bekas cucian kereta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada dua kereta yang dicuci pagi ini, yaitu Kanjeng Nyai Jimat (kereta utama) dan satu buah kereta pengiringnya. Kanjeng Nyai Jimat merupakan buatan Portugis pada pertengahan abad 18 dan merupakan hadiah dari Gubernur Jenderal Belanda di Batavia, Jacob Mossel kepada Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai Sri Sultan Hamengku Buwono IV sebagai kendaraan utama.

Usai dilakukan doa, para abdi dalem dipimpin Lurah Roto Wiryono membakar kemenyan dan meletakkan sesaji kembang setaman. Kereta Nyai Jimat kemudian di bawa keluar dari museum ke tempat pencucian.

Sebelum dicuci jok kulit tempat duduk sais kereta dan tiang penarik kuda
dilepas. Dua drum air bercampur bunga setaman dan air jeruk nipis telah disiapkan di dekat tempat pencucian.

Penjamasan dilakukan dengan membersikan dengan air dan air jeruk nipis ke semua badan kereta. Roda, oranamen kayu di bagian depan dan kaca kereta semuanya dibersihkan.

Selama berlangsungnya jamasan, ratusan warga langsung berebutan air sisa pencucian yang jatuh bercucuran. Ada yang membawa botol, jeriken, panci, atau gayung plastik untuk menampung air bilasan yang turun di bawah kereta.

Bahkan sisa potongan dan biji jeruk nipis yang jatuh ke bawah juga diambil warga untuk disimpan. Tidak ketinggalan potongan kain mori putih yang digunakan untuk membersihkan kereta juga dipercaya membawa berkah jugajadi barang rebutan sehingga merepotkan abdi dalem.

Setelah kering, kereta Kanjeng Nyai Jimat kemudian di masukkan kembali ke dalam museum kereta. Pada bulan Sura/Muharam ini, selain menjamasi kereta pusaka, di dalam Kraton Yogyakarta juga melakukan jamasan semua pusaka kraton seperti keris, tombak. Jamasan dilakukan di dekat gedhong (gedung) pusaka di dalam kraton yang berlangsung secara tertutup. (bgs/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads