"Bagi yang rumahnya jauh, saya nggak sepakat dengan itu. Misalnya kayak saya, rumahnya di Bekasi, ngajar di Jakarta Utara. Sedangkan kereta paling pagi dari Bekasi ke Jakarta pukul 05.35 WIB. Itupun kalau nggak telat. Makanya saya nggak setuju kalau masuk pagi," ujar Kepala Sekolah SMP 113 Jakarta Utara, Hartono.
Hal itu dia katakan di sela-sela acara jalan sehat memperingati Hari Guru Nasional ke-63 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (23/11/2003).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal sebaliknya diungkapkan Ny Rosma. Guru di SMA 3 Rawasari, Jakarta Pusat, ini mengaku tidak keberatan dengan kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 karena rumahnya dekat dengan sekolah. Selain itu, kebijakan tersebut juga akan mengajarkan disiplin kepada para murid. Meski begitu, dia mengaku kasihan kepada guru dan murid yang rumahnya jauh dari sekolah.
"Saya nggak keberatan, Mas. Karena kebetulan rumah saya dekat. Selain itu juga mengajarkan disiplin kepada murid, biar anak lebih disiplin. Tetapi kasihan juga yang rumahnya jauh," akunya.
Persetujuan terhadap kebijakan itu juga diungkapkan Zulfianto, guru di SMA 90, Petukangan, Jakarta Selatan. Menurutnya, kebijakan masuk lebih pagi itu sangat bagus karena akan mengurangi kemacetan. Tapi kebijakan itu tidak cukup. Pemerintah harus memikirkan kebijakan lainnya untuk mengatasi kemacetan. "Misalnya tiap lampu merah harus ada underpass atau flyover biar nggak terlalu macet. Karena itu salah satu cara mencegah kemacetan," ucapnya.
Beberapa sekolah memang telah masuk pagi sebelum adanya kebijakan ini. Misalnya SMP 147 Cibubur, Jakarta Timur. Khusus untuk kelas 9, murid-murid masuk sekolah pukul 06.00 karena ada pendalaman materi menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Untuk sekolah yang sudah masuk pagi, kebanyakan mereka mengatakan nggak ada masalah.
"Tidak masalah, karena SMP 147 sudah masuk pagi, pukul 06.WIB untuk kelas 9 karena ada pendalaman materi menjelang UAN. Jadi sudah diujicobakan, tidak ada masalah," terang Teguh, guru di SMP 147.
(sho/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini