Demikian bunyi surat yang ditulis Ali Ghufron alias Mukhlas menjelang eksekusi. Surat tersebut dititipkan melalui anggota Tim Pembela Muslim (TPM), Ahmad Kholik, yang menjenguk terpidana mati Bom Bali itu.
Mukhlas memang dikenal lantang bersuara soal hukuman mati terhadap seorang muslim. Dalam surat yang ditulis tangan itu, Mukhlas menyebut seluruh orang yang terlibat eksekusi bisa kafir atau murtad. Mereka akan kekal berada di neraka jahanam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhklas adalah kakak kandung Amrozi dan Ali Imron, pelaku bom bali lainnya. Pria kelahiran Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur (Jatim) adalah anak kelima dari pasangan suami istri H Nurhasyim dan Tariyem.
Muklas yang fasih berbahasa Arab dan Inggris itu menjadi figur penting bagi kedua adiknya. Dia berhasil mengubah Amrozi dari remaja nakal untuk ikut berjihad membela Islam.
Mukhlas pernah mengajar di Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ponpes tersebut didirikan oleh ustadz Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar.
Selain beraktivitas di Ponpes, Mukhlas juga tercatat sebagai mahasiswa Universitas Islam Surakarta. Pada saat itulah keinginannya untuk berjihad muncul.
Mukhlas pun rela meninggalkan bangku kuliah dan pergi ke Afghanistan pada 1986. Dia bergabung dengan kaum Mujahidin Afghanistan yang tengah berjuang melawan tentara Rusia.
Pada 1989, Mukhlas tinggal di Malaysia dan bekerja sebagai buruh di Ulu Tiram, Johor. Di tempat tersebut, dia berkenalan dan menikah dengan Paridah Abas, perempuan berkewarganegaraan Malaysia. Keluarga itu dikaruniai 3 anak.
Mukhlas juga mendirikan sebuah Pondok Persantren di Malaysia. Amrozi diketahui juga 'mengaji' di ponpes tersebut.
Mukhlas mengaku sebagai mantaqi ula di Jamaah Islamiyah menggantikan Hambali. Dia juga mengakui terlibat serangkaian peledakan bom di Indonesia selama tahun 2001. Pada peristiwa peledakan bom di Bali, 12 Oktober 2002, Mukhlas adalah pencari dana
untuk membuat bom. Bersama Amrozi dan Imam Samudra, Muklas pun dieksekusi mati di Nusakambangan.
(irw/ken)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini