"Pak Jokowi bilang, 'Kita mudahkan saja syarat-syarat itu.' Jokowi minta saya mencari jalan keluar dan menjembatani," ujar Yusril dalam acara Prime News CNN Indonesia TV seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (23/1/2019).
![]() |
Yusril kemudian berdialog dengan Ba'asyir di Lembaga Permasyarakatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Yusril sempat meyakini Ba'asyir bahwa setia kepada Pancasila tidak bertentangan dengan Islam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berdialog dengan Ba'asyir. Jawabannya klasik, seperti 20 tahun lalu: setia ke Allah, setia ke Islam, nggak ke yang lain. Saya katakan, 'Ustaz, setia ke Islam juga sebenarnya sama (dengan setia) ke Pancasila karena (Pancasila) tidak bertentangan dengan Islam.' 'Ya, saya tahu itu, (tapi) saya taat ke Islam saja,'" kata Yusril, menirukan dialognya dengan Ba'asyir.
Dalam perkembangannya, Jokowi menyatakan pembebasan Ba'asyir dilakukan melalui opsi bebas bersyarat dan harus setia kepada NKRI sebagaimana diatur dalam PP 99/2012. Jokowi mengatakan tidak ingin menabrak aturan. Yusril menghormati sikap Jokowi.
Baca juga: Tarik Ulur Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir |
"Tugas saya sudah selesai, Jokowi sudah menjawab apa yang saya sampaikan. Kalau ada perkembangan baru di pemerintah, saya hormati itu kewenangan pemerintah. Tugas yang dibebankan ke saya sudah saya kerjakan," ujar Yusril.
Yusril tidak menghiraukan jika ada tudingan politisasi soal pembebasan Ba'asyir. Menurut dia, yang dikatakan Jokowi kepadanya terkait pembebasan Yusril mencakup tiga poin. Apa saja?
"Presiden bicara ke saya (soal alasan pembebasan Ba'asyir) ada tiga hal. Pokok pangkalnya alasan kemanusiaan. Bahwa, beliau sudah sangat sepuh, 81 tahun; kesehatan beliau makin menurun; beliau juga seorang ulama. 'Saya tidak ingin seorang ulama berlama-lama di lapas,'" tutur Yusril menirukan ucapan Jokowi.
Simak Juga 'Yusril dan Jokowi Rembukan Permudah Syarat Abu Bakar Ba'asyir':
(dkp/fjp)