Ada Sumur Multikhasiat di Banten, Konon Sering Dikunjungi Pejabat

Ada Sumur Multikhasiat di Banten, Konon Sering Dikunjungi Pejabat

Bahtiar R - detikNews
Sabtu, 04 Nov 2017 18:27 WIB
Foto: Sumur di Banten yang konon kerap dikunjungi pejabat karena banyak khasiat (Bahtiar R/detikcom)
Jakarta - Di Kabupaten Serang, Banten, khususnya daerah Kramatwatu, ada satu sumur yang tak pernah kering dan dipercaya memiliki banyak khasiat. Sumur ini ramai dikunjungi pada malam Jumat. Konon katanya, para pejabat kerap menyambangi sumur ini.

Namanya situs Sumur Tujuh. Situs tersebut terletak di Kampung Pancuran Emas, Desa Lebakwana, Kramatwatu.

Sebelum pengunjung memasuki situs, ada pula suatu makam bernama Kramat Tujuh. Makam Kramat Tujuh mempunyai plang yang menjelaskan bahwa tempat tersebut merupakan cagar budaya.
Ada Sumur Multikhasiat di Banten, Konon Sering Dikunjungi PejabatFoto: Sumur di Banten yang konon kerap dikunjungi pejabat karena banyak khasiat (Bahtiar R/detikcom)

Di papan plang itu, dijelaskan makam tersebut merupakan cagar budaya yang terdiri dari makam Ibu Ratu Nyai Wana, Syekh Pangeran Sebrang Kidul, Syekh Pangeran Antasangin, Buyut Kembar Hasan-Husen, Buyut Tunggal, Syekh Abah Syaki Al Bantani, dan Buyut Raden Ireng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kawasan situs sumur itu dipasangi plang cagar budaya 'Situs Sumur Tujuh'. Dalam keterangan plang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten itu, disebutkan bahwa Sumur Tujuh merupakan kawasan ziarah berupa pemandian atau biasa disebut 'petirtaan'. Sumur Tujuh menyerupai sumur dengan diameter 0,5-1 meter yang letaknya dekat dan dinaungi pohon beringin besar.
Ada Sumur Multikhasiat di Banten, Konon Sering Dikunjungi PejabatFoto: Sumur di Banten yang konon kerap dikunjungi pejabat karena banyak khasiat (Bahtiar R/detikcom)

Jumlah sumurnya sendiri sesungguhnya bukan 7, tapi ada lebih dari 26. Sebanyak 19 sumur berada di utara dan 7 sumur di selatan. Menurut cerita, jumlah sumur tersebut bisa berubah-ubah, tergantung tingkatan kemampuan manusia yang datang berziarah. Tempat ini juga diyakini sebagai tempat berkumpul para wali pada masa lalu untuk bertirakat.

Penjaga kawasan, Huzaeni Jen, menceritakan, di kawasan cagar budaya ini memang dulu disebut sebagai tempat berkumpunya para wali dan sesepuh Banten, atau disebut juga 'Tegal Papak Kramatwatu'. Singkatnya, kata Jen, ketika itu Syekh Mansur menurutnya menancapkan tongkatnya di tanah saat membutuhkan air. Begitu tongkat dicabut, air kemudian muncul dan digunakan untuk kebutuhan berbagai hal.

Bangunan untuk setiap makam dan sumur yang ada di sini, sebut Jen, dibangun sekitar tahun 1996. Seblum itu, orang belum banyak yang tahu bahwa di Kampung Pancuran Emas ini ada sumur yang memiliki banyak jenis.

Namun sekarang, menurutnya, banyak orang yang datang ke situs Sumur Tujuh. Khusus di malam Jumat, banyak orang yang datang dengan berbagai niat. Ada yang semalaman berendam di dalam sumur, bahkan ada yang niat mencari kejayaan.

Yang datang pun menurutnya dari berbagai kalangan. Selain dari warga biasa, bahkan pejabat pun menurutnya ada yang pernah datang.

"Kalau dibilangin mah tidak terhitung, pejabatnya ada, ustaznya ada, ada sing (yang) dari mana-mana. Kalau mau ke mana-mana, berangkatnya ke sini dulu," kata Jen kepada detikcom di Kramatwatu, Kabupaten Serang, Sabtu (4/11/2017). (bri/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads