"Jokowi dikatakan PKI, ketawa saja, karena orang sana tahu bahwa Pak Jokowi bukan PKI. Kan ketahuan dicari keluarganya, ke rumahnya sana, siapa dia, dia juga akan bicara. Gampang, dicari kartu keluarganya, bapak-ibunya siapa. Kan luar biasa, sekarang terlalu jahat media sosial tak bertanggung jawab," tutur Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan.
(Baca juga: Bambang Tri, Penulis Buku 'Jokowi Undercover' Dilaporkan ke Bareskrim)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iriawan menilai lama-lama warga akan mengerti dan pintar untuk menghadapi fitnah dan ujaran kebencian di medsos. Sedangkan fitnah untuk Jokowi sendiri di medsos, Jokowi, menurut Iriawan, belum melapor sama sekali.
"Lama-lama, orang akan mengerti juga, kami akan tindak lanjuti. Tapi Pak Jokowi ini orangnya santun sekali, dia tak mau lapor dia itu," lanjutnya.
Selain Jokowi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkena fitnah di medsos. Iriawan mencontohkan foto Kapolri Tito dari media online yang diedit dengan memakai topi Sinterklas. Patroli siber pun sudah dilakukan.
(Baca juga: Polisi Cari Pegiat Medsos yang Edit Foto Kapolri dan Wakapolri)
"Patroli identifikasi sudah kami lakukan. Ada foto Kapolri pakai baju Sinterklas, orang akan ketawa, nggak mungkin, malah jadi ketahuan nggak benernya," jelasnya.
Iriawan sudah memerintahkan jajarannya di Polda Metro Jaya untuk berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Polda Metro memberikan referensi pada Kominfo tentang situs dan akun yang perlu diblokir.
(Baca juga: Jokowi Minta Hukum Tegas dan Keras untuk Penebar Kebencian di Medsos)
"Kami kerja sama dengan Menkominfo. Untuk memblokir itu referensi dari kami, kalau memang itu (suatu akun atau situs-red) bisa buat situasi jadi panas, kami lakukan patroli itu. Tentu satu-satu kami lakukan. Orang berpikir berkaitan dengan UU ITE yang baru, bukan saja yang memuat tapi yang meneruskan, menyebarkan juga jadi masalah," tegasnya.
(nwk/trw)