Sebelum Mengeroyok Andrew di TransJ, 1 Pelaku Sempat Minum Tramadol

Sebelum Mengeroyok Andrew di TransJ, 1 Pelaku Sempat Minum Tramadol

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 01 Sep 2016 14:41 WIB
Foto: Mei Amelia/detikcom
Jakarta - Lima dari tujuh pelaku pengeroyok Andrew Budikusuma (23) di TransJakarta rata-rata pengangguran. Satu orang pelaku sempat mengkonsumsi tramadol.

"Satu pelaku, AR mengkonsumsi tramadol alasannya kaki nyeri perjalanan lintas Jakarta. Tramadol ini kan penghilang nyeri tapi kalau dikonsumsi banyak bisa jadi penenang," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Para pelaku rata-rata masih pengangguran. "Cuma satu yang bekerja sebagai karyawan di toko buku. Sisanya pengangguran dan masih cari kerjaan," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi menjelaskan, pengeroyokan terjadi karena masalah sepele. Awalnya, pelaku naik di Halte Semanggi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, para pelaku berdiri mengelilingi korban.

"Kemudian salah satu pelaku berkata kepada korban 'lu Ahok bukan...lu Ahok bukan'. Kemudian dijawab korban 'apaan sih' lalu ada yang bilang ke korban 'pilih merem atau sipit' karena korban ini keturunan Tionghoa, sehingga terjadi percekcokan di dalam bus TransJ," kata Budi.

Saat bus memasuki Halte Senayan-JCC, pintu bus terbuka lalu korban ditarik oleh para pelaku ke luar bus. Korban sempat dipukuli para pelaku saat itu.
Seorang pelaku sempat minum Tramadol yang bisa jadi penenang. (Foto: Mei Amelia/detikcom)


"Kemudian petugas di dalam bus bersama penumpang menarik kembali korban ke dalam bus, lalu para pelaku pergi," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut Operasional TransJ Daud Joseph mengapresiasi polisi yang menangkap para pelaku pengeroyokan tersebut.

"Sehubungan kejadian ini TransJ mengutuk keras kekerasan ini dan tidak boleh terjadi di lingkungan TransJakarta sebagai transportasi publik. Kami mengapresiasi polisi sehingga pelaku sebagian besar sudah tertangkap dan diklarifikasi kejadiannya," ujar Daud. (mei/aan)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads