"Kami pastikan itu bukan candi. Tidak ada sentuhan manusia, misalnya bekas pahatan," kata Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo kepada detikcom, Jumat (19/8/2016).
Marsis sudah mengecek ke lokasi pada 17 Agustus 2016. Dia meneliti bebatuan yang tersusun rapi di bukit tersebut. Tak ada bekas pengerjaan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marsis memaklumi warga heboh dan kaget. Sebab, susunan batunya memang rapi. Ukurannya jauh lebih besar dari Candi Borobudur.
"Ya jelas lebih besar (dari Borobudur), itu bukit," ungkapnya.
![]() |
Marsis menjelaskan, batu berundak itu merupakan fenomena geologi. Diperkirakan batu tersusun karena proses vulkanis. Magma keluar, terjadi kontraksi, kemudian membentuk susunan mirip peninggalan purbakala.
"Detail proses geologinya, silakan tanya ahli. Kalau saya, hanya memastikan dari sisi arkeologinya. Itu bukan candi," jelas Marsis.
Batu berundak tersebut muncul setelah longsor pada 19 Juni 2016 lalu. Sedikit demi sedikit, bentuknya kian terlihat. Nah belakangan, kejadian itu jadi viral di media sosial. Ada yang menyebut candi baru lebih besar dari Borobudur ditemukan. Ternyata bukan. (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini