"Peneliti luar negeri ada dari NASA, Korea dan Prancis," ucap Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin di kantornya, Jalan Pemuda Persil No.1 Rawamangun, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
(Baca Juga: Korona Matahari Hingga Efek Cincin Berlian, Keindahan yang Bisa Dilihat Saat Gerhana)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Thomas mengatakan NASA akan melakukan pengamatan di Maba, Halmahera, Maluku Utara. Di Maba gerhana akan dimulai pukul 08.37 WIT dan berakhir pada 11.23 WIB dengan durasi totalitasnya selama 3 menit 17 detik. Rencananya akan dilakukan pemotretan dan spektroskopi (mempelajari interaksi antara cahaya dan materi) korona matahari.
"Itu (Maba) termasuk (gerhana matahari total) yang paling panjang sekitar 3 menit dan kondensi cahayanya lebih besar," kata Thomas.
Sementara itu untuk Korea Aerospace Research Institute (KARI) akan melakukan pengamatan bersama BMKG di Ternate. BMGK akan melakukan pengamatan gerhana matahari total dengan teropong dan disiarkan langsung melalui streaming website BMKG. Di Ternate gerhana akan dimulai pukul 08.36 WIT dan berakhir pada 11.20 WIB dengan durasi totalitasnya selama 2 menit 45 detik.
(Baca Juga: Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia Sangat Istimewa Bagi Pemburu Gerhana)
Centre National d'Etudes Spatiales atau Pusat Studi Antariksa Nasional Prancis (CNES) berencana melakukan pengamatan di Ternate bersama Lapan. Di sini akan dilakukan penentuan efek pelensaan gravitasi oleh matahari dan pemantauan gangguan medan magnet bumi.
(Baca Juga: 3 Menit Gerhana Matahari Total yang Mempesona)
![]() |
(slm/mad)