Kisah Kombes Krishna Murti Ditodong Pistol Preman di Kalijodo

Kisah Kombes Krishna Murti Ditodong Pistol Preman di Kalijodo

Erwin Dariyanto - detikNews
Kamis, 11 Feb 2016 17:30 WIB
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti. (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tak gentar dengan kabar adanya kelompok preman yang 'menguasai' Kalijodo, Jakarta Utara. Jika preman mengerahkan seribu orang, Ahok akan mendatangkan seribu prajurit Brimob bersenjata lengkap.

Soal menghadapi preman di Kalijodo Direktur Reserse dan Kriminal Umum Kepolisian Metro Jaya Krishna Murti memiliki pengalaman langsung. Kebetulan pada 2001 sampai 2003 Krishna yang saat itu berpangkat Komisaris Polisi menjadi Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan.

Wilayah kerja Polsek Penjaringan salah satunya meliputi Kalijodo. Di pekan pertama menjabat Kapolsek Penjaringan itulah terjadi bentrok dua kelompok di Kalijodo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bentrokan baru terjadi pada akhir Mei 2001. Kejadian itu persis pada minggu pertama saya menjabat sebagai Kapolsek Metro Penjaringan. Saya sempat berpikir, barangkali ini ujian pertama menjadi Kapolsek, menangani kasus tawuran massal dua kelompok etnis yang berbeda," kata Krishna Murti seperti dituturkan dalam bukunya, 'Geger Kalijodo', yang dikutip detikcom Kamis (11/2/2016).

Kisah paling mendebarkan adalah saat Krishna hampir ditembak oleh seorang kepala preman di Kalijodo. Peristiwa itu terjadi pada 22 Januari 2002. Saat itu terjadi pembunuhan terhadap salah seorang anggota kelompok etnis di Kalijodo.

Tak terima dengan pembunuhan tersebut, salah satu kepala kelompok di Kalijodo bernama Bedul mengamuk sambil membawa pistol. Krishna yang saat itu berada di lokasi langsung memerintah Bedul menyerahkan senjatanya kepada polisi.

"Namun, bukannya takut Bedul malah balik menggertak, "Jangan ada yang mendekat!" teriaknya sambil menodongkan pistol ke arah saya," kata Krishna.

Menurut dia mata Bedul merah menyala menahan marah dan todongan pistol membuat suasana seketika menjadi sangat tegang. Semua mata warga tertuju kepada Bedul. "Jika pelatuk itu ditarik tamat juga riwayat saya kalau pun melawan dengan mencabut pistol, pasti ia lebih cepat menarik pelatuk," kata Krishna. Β 

"Dalam hitungan sepersekian detik, sambil menatap tajam matanya, saya katakan, "Saya ini Kapolsek. Jika kamu tembak saya, saya mati tidak masalah karena saya sedang bertugas demi bangsa dan negara. Namun, kalau saya mati Anda semua akan habis!" tambah Krishna.

Rupanya kata-kata itu mengena, tensi amarah Bedul sedikit mereda. Sambil menurunkan senjata, Bedul sempat mengucapkan, "Saya tahu Bapak Kapolsek, tapi saya minta Bapak jangan ambil senjata saya," kata Bedul seperti dikisahkan Krishna.

Setelah itu Bedul pun ngeloyor.

(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads