Bahkan mereka membakar rumput dan kayu serta merusak rambu jalan menuju pos 13. Tak hanya itu, massa juga membakar 3 sepeda motor, genset, dan merobohkan tiang telepon. Petugas Brimob yang berjaga langsung mengeluarkan tembakan peringatan dan peluru hampa ke massa yang sudah beringas.
Selain di kawasan pos 13, massa juga berkumpul di Dusun Pancer, Desa Sumberagung juga memanas. Warga yang bersenjata pentungan, ketapel dan batu bentrok dengan anggota Dalmas Polres Banyuwangi. Polisi berusaha mengurai konsentrasi massa yang ada di lokasi sekitar tambang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Massa datang ke lokasi infrastruktur tambang emas PT BSI, setelah tak puas dengan pertemuan antara Manajemen PT BSI, Kepolisian dan Pemkab Banyuwangi. Mereka yang kecewa dengan pertemuan tersebut langsung berkonvoi menuju lokasi tambang.
"Kita tak terima dengan pertemuan ini. Siapa yang tidak punya etika? Kita apa mereka?" ujar Bomba, salah satu aktivis penolak tambang.
Sementara itu, Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama mengaku, kesalahpahaman hingga berujung aksi anarkis ini terjadi lantaran massa yang kurang dewasa. Pihaknya hanya membuat suasana lebih kondusif dalam pertemuan, yang gaduh lantaran adu mulut yang berkepanjangan.
"Kita berusaha kendalikan emosi warga. Tapi malah mereka walk out meninggalkan pertemuan. Saat ini kita amankan wilayah tambang. Brimob dan Dalmas kita kerahkan ke sana," ujarnya. (bdh/rna)











































