"Pasti dukung dia dan guru dukung dia," kata Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti saat berbincang, Rabu (11/6/2014).
Retno menilai para pelajar yang rata-rata masih remaja juga banyak mengeluhkan soal pelaksanaan UN ini. Tengok saja di media sosial, mereka banyak yang berkicau menyuarakan penolakannya.
"Secara masif dan sistematik mereka melihat kecurangan dan kecurangan. Jadi kalau ingin mendapat nilai yang tinggi mesti mendapat bocoran. Anak yang pintar dan rajin bisa dapat nilai biasa-biasa saja karena jujur, tetapi anak yang malas bisa bagus karena mendapat bocoran," urainya.
Retno juga menantang Jokowi untuk lebih menegaskan niatnya menghapus ujian nasional. Menurutnya juga ini akan sejalan dengan revolusi mental yang dilakukannya. UN selama ini hanya membuat murid dan guru ada yang terpaksa berbuat curang.
"Generasi muda kita melihat sebuah sistem pendidikan yang boleh curang agar lulus. Ini membahayakan," tegas dia.
Hasil UN berpengaruh pada kualitas sekolah dan juga kualitas pendidikan di suatu daerah. "Karena itu ada juga guru yang terpaksa memberi bocoran agar kualitas sekolahnya ikut naik," tutupnya.
(spt/ndr)