Dalam upacara resmi tersebut, Duta Besar Nadjib Riphat Kesoema menyampaikan ucapan salam hangat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan mengulangi komitmen Pemerintah RI untuk terus melanjutkan hubungan baik yang telah terbina selama ini antara Australia dan Indonesia. Demikian siaran pers Kemlu kepada detikcom.
Dalam catatan Nadjib, belum pernah hubungan bilateral kedua negara sedekat ini sepanjang sejarah Indonesia, sejak Australia menolak kapal-kapal Belanda berlabuh di Sydney pada tahun 1945 dan 1948, sebagai tanda solidaritas kepada para pejuang Tanah Air yang sedang memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tengah hari, Gubernur Jenderal Australia mengundang semua Dubes yang diterima pagi itu untuk bersantap siang bersama di kediaman resminya.
Dalam suasana yang lebih informal ini, Nadjib yang baru melaporkan tentang berbagai perkembangan terkini dalam hubungan diplomatik kedua negara termasuk tiga mekanisme bilateral yang diselenggarakan setiap tahunnya yaitu Annual Leadersโ Meeting, 2+2 Ministerial Meeting (pertemuan bilateral untuk Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan) serta Indonesia-Australia Dialog bagi kalangan masyarakat madani.
Nadjib mengakhiri pertemuannya siang itu dengan mengucapkan rasa terima kasih kepada Gubernur Jenderal Australia atas dukungan morilnya selama ini bagi peningkatan kedekatan kedua bangsa.
Nadjib merupakan diplomat karier kelahiran 23 Maret 1953. Dia pernah bertugas di KBRI Canberra pada 1999-2002 sebagai Counsellor and Minister Counsellor of Political Affairs. Diplomat yang hobi menyanyi ini menjabat Dubes RI untuk Belgia pada 2008.
(nrl/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini