Demikian disampaikan Presiden SBY saat menerima kunjungan kerja PM Singapura Lee Hsien Loong dan delegasi pemerintah tersebut. Pertemuan berlansung di Istana Bogor, Bogor, Selasa (13/3/2012).
"Harapan saya, dukungan politik dari bangsa ini juga kuat, dengan demikian kita bisa meng-golkan apa yang menjadi keinginan kita," ujar SBY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun situasi politik dalam negeri yang sempat memanas, membuat proses tersebut tidak dapat dilanjutkan. Pada saat itu banyak sekali pandangan dan komentar di dalam negeri soal isu tersebut yang cenderung keluar dari konteksnya sehingga proses perundingan tidak mungkin dilanjutkan.
"Tapi sudah saatnya kita memulai kembali dengan niat dan tujuan yang baik," sambungnya.
Menurutnya, tanggapan Singapura terhadap permintaan Indonesia sangat baik. Pemerintah Singapura menyatakan kesiapannya melanjutkan pembicaraan dengan pendekatan yang lebih baik karena diyakini kerjasama bidang hukum tersebut akan membawa manfaat bagi dua negara dan kawasan.
Khusus mengenai kerjasama penindakan hukum, pencarian buronan kasus korupsi dan upaya pengembalian asset, Amir tekankan tidak harus menunggu selesaikan perjanjian ekstradisi. Dua Negara bisa melaksanakan kerjasama yang efektif untuk penindakan dan penegakan hukum, termasuk kejahatan transnasional dan korupsi dalam bentuk mutual legal assistance.
"Orang menyebut ada (koruptor βred) yang berada di Singapura dan sebagainya. Mari kita lihat secara jernih nantinya. Kalau memang betul ada dan dengan tujuan yang baik, tentu Singapura juga akan bersedia melaksanakan kerja sama itu," papar SBY.
"Singapura selama ini dikenal sebagai negara yang bersih, menjunjung tinggi antikorupsi, peringkatnya baik. Tentu bagus kalau kerja sama ini segera dilakukan. Dengan demikian dunia juga akan tahu," sambungnya.
(lh/mok)