Menurut Didik Budi Astono, Kepala Kelaik Lautan Kapal Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan Ketapang, kondisi laut selat Bali saat ini sudah tergolong normal. Namun pihaknya hingga saat ini masih memberlakukan system buka tutup pelabuhan. Karena tidak menutup kemungkinan setiap saat kondisi laut berubah menjadi berbahaya kembali.
"Kita memeng masih belum menerima prediksi dari BMG namun kalau kita lihat membahayakan bagi pelayaran segera kita tutup," tegasnya di temui di kantornya dikompleks Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Dia juga mewajibkan bagi seluruh operator pelayaran agar kendaraan yang dimuat diikat.
"Ini sangat penting karena pada saat kondisi laut tidak bersahabat, kendaraan bias bergeser dari tempatnya. Jika ini terjadi, maka akan membuat kapal miring yang bisa berakibat fatal bagi kapal dan seluruh penumpangnya," katanya memperingatkan.
Didik menambahkan, selain angin yang saat ini masih berhembus kencang, yang perlu diwaspadai oleh operator pelayaran saat ini adalah Alun, yakni gelombang di tengah laut yang bisa tiba-tiba datang dan seringkali membuat kapal hilang keseimbangan.
Dengan kondisi laut yang serba tidak menentu ini, dimungkinkan adanya sistem buka tutup sewaktu-waktu, Didik meminta operator pelayaran agar segera menuju ke pelabuhan terdekat jika sewaktu-waktu ada penutupan pelayaran.
"Ini demi keselamatan pelayaran itu sendiri, bagaimanapun tetap kita utamakan keselamatan," tegas dia.
Sementara data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Banyuwangi menyebutkan, selama dua hari terakhir tinggi gelombang di selat Bali mencapai 1 hingga 3 meter, sedangkan di perairan Samudera Hindia tinggi delombang mencapai 2 hingga 3 meter. Kecepatan angin mencapai 35 km per jam. (gik/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini