Sebanyak 70 wisman asal Denmark, Inggris, Australia, Pakistan, dan India, bermalam selama 2 hari di wisata pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Madura.
Para wisatawan ini, selain menikmati keindahan pantai Lombang yang dikelilingi pohon cemara, juga disuguhi berbagai macam kesenian dan budaya yang dimiliki warga Sumenep, dari sape sonok, topeng hingga musik yang bernuansa Islami, yakni Hadrah (musik dari rebana).
Kedatangan wisman, sejak Sabtu (16/8/2008) lalu yang disambut ramah warga Sumenep ini, difasilitasi biro perjalanan wisata dari Jakarta, Remote Destinations.
Selama di pantai Lombang, para wisman ini berada di pinggir pantai dan menempati rumah gedek yang dibuat spontanitas oleh Remote Destinations bekerjasama dengan warga setempat.
Menurut Director Remote Destinations, Leksmono Santoso, para wisman sangat senang berada di Sumenep. Bahkan, keindahan alam dan kenyamanan serta keramahan warganya jauh lebih bagus dibanding wisata di Bali. Namun, dari segi fasilitas transportasi yang masih perlu pembenahan.
"Para wisman kesannya bagus-bagus, tapi transportasi dari Surabaya ke Sumenep ini yang cukup melelahkan karena harus melalui jalur darat antara 5 sampai 6 jam," ujar Leksmono pada detiksurabaya.com, di lokasi pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep, Senin (18/8/2008).
Sementara, Wakil Bupati Sumenep, Moch Dahlan mengaku senang dengan adanya wisman yang berkunjung ke pantai Lombang dan berkemah selama 3 hari. Selain mempromosikan sejumlah wisata yang dimiliki Sumenep, juga kesenian serta budaya yang tidak dimiliki di daerah lain.
Namun, ia juga mengakui jika fasilitas transportasi udara sifatnya mendesak untuk segera dibenahi. "Sumenep mempunyai Lapter Trunojoyo, kalau sudah beroperasi akan mempermudah transportasi dari Surabaya ke Sumenep maupun langsung ke Bali," ungkap Dahlan pada detiksurabaya.com. (bdh/bdh)