Sebelum dimasukkan ke dalam liang lahat, jenazah pelaku pembunuhan keluarga Letkol Mar Purwanto tersebut dibuka oleh pendeta dari Yayasan Pancaran Kasih. Ini dilakukan untuk memastikan kalau jenazah di dalam peti itu adalah Sumiarsih.
"Ini kita lakukan untuk memastikan kalau isi peti itu adalah Ibu Sumiarsih," kata Pendeta Andreas dari Yayasan Pancaran Kasih, Malang kepada wartawan di TPU Sama'an, Kota Malang, Sabtu (18/7/2008).
Pada saat dibuka terlihat wajah Sumiarsih yang ditutupi kain transparan berwarna putih. Sumiarsih terlihat menggunakan baju berwarna putih seperti layaknya baju pengantin.
Dibibir Sumiarsih terlihat lipstik berwarna merah. Kain berwarna putih yang dipasang di peti jenazah Sumiarsih kemudian dimasukkan kedalam peti begitu pula dengan kain berbentuk salib tersebut. Kain itu kemudian ditaruh di bagian perut hingga kekaki Sumiarsih.
Berbeda dengan Sugeng, proses pemakaman Sumiarsih agak lama karena ada proses kebaktian. Dalam proses pemakaman itu, Lanni Liem salah satu rohaniawan Sumiarsih dari Canada menyampaikan pesan terakhir Sumiarsih sebelum juru tembak mengeksekusinya.
"Akhir hidup saya ini sudah ditentukan hari, tanggal dan waktunya. Karena kepulangan saya bukan sebagai orang jahat melainkan sudah takdir dari yang maha kuasa. Kepada jemaat dan yang mengikuti pemakaman ini bahwa hidup itu sementara dan pasti menghadap bapak di Surga dan untuk itu kita harus persiapkan keimanan kita dan berusaha menebus dosa-dosa kita yang pernah dilakukan di dunia ini," ungkap Lanni Liem menyampaikan pesan Sumiarsih semasa masih hidup.
20 orang hadir dalam pemakaman Sumiarsih. Beberapa orang warga juga terlihat di lokasi menyaksikan proses pemakaman tersebut. (gik/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini