Berbeda dengan peti jenazah Sugeng yang terlihat sederhana, peti jenazah wanita kelahiran Jombang tersebut dihiasi dengan kain putih dan tanda salib.
Sebelum dimasukkan ke liang lahat, jenazah pelaku pembunuhan keluarga Letkol Mar Purwanto tersebut dibuka oleh pendeta dari Yayasan Pancaran Kasih. Ini dilakukan untuk memastikan jika jenazah di dalam peti itu adalah Sumiarsih.
"Ini kita lakukan untuk memastikan kalau isi peti itu adalah Ibu Sumiarsih," kata Pendeta Andreas dari Yayasan Pancaran Kasih, Malang kepada wartawan di TPU Sama'an, Kota Malang, Sabtu (19/7/2008).
Dari pantaun detiksurabaya.com, saat peti dibuka terlihat wajah Sumiarsih yang ditutupi kain transparan berwarna putih. Sumiarsih terlihat menggunakan baju berwarna putih seperti layaknya baju pengantin. Di bibir Sumiarsih terlihat lipstik berwarna merah.
Kain berwarna putih yang dipasang di peti jenazah Sumiarsih kemudian dimasukkan ke dalam peti bersamaan dengan kain berbentuk salib tersebut. Kain itu kemudian ditaruh di bagian perut hingga ke kaki Sumiarsih.
Berbeda dengan Sugeng, proses pemakaman Sumiarsih agak lama karena ada proses kebaktian. Dalam proses pemakaman itu, Lanni Liem salah satu rohaniawan Sumiarsih dari Canada menyampaikan pesan terakhir Sumiarsih sebelum juru tembak mengeksekusinya.
"Akhir hidup saya ini sudah ditentukan hari, tanggal dan waktunya. Karena kepulangan saya bukan sebagai orang jahat melainkan sudah takdir dari yang maha kuasa. Kepada jemaat dan yang mengikuti pemakaman ini bahwa hidup sementara dan pasti menghadap bapak di Surga. Untuk itu kita harus persiapkan keimanan kita dan berusaha menebus dosa-dosa kita yang pernah dilakukan di dunia ini," ungkap Lanni Liem menyampaikan pesan Sumiarsih.
Sementara 20 orang hadir dalam pemakaman Sumiarsih. Beberapa warga juga terlihat di lokasi menyaksikan proses pemakaman tersebut. Jenazah Sumiarsih pun dimakamkan sekitar pukul 06.25 WIB.
(fat/fat)











































