Ribuan nelayan dan mahasiswa saat ini membakar perahu yang mereka jadikan sarana untuk memblokir jalur poros Surabaya Lamongan. mereka menuntut adanya subsidi untuk para nelayan. Sempat terjadi ketegangan antara pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian.
Ketegangan terjadi karena aparat kepolisian berusaha mencegah aksi bakar perahu. Hingga pukul 12.00 WIB para nelayan mengelilingi perahu yang sudah terbakar dan terus berorasi menuntut pembatalan kenaikan BBM.
Puas memblokir dan membakar perahu di Tugu Adipura, para nelayan dan mahasiswa kemudian menggelar longmarch ke Kantor Pemkab Lamongan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Anas Wijaya mengaku jika harga BBM dinaikkan, maka nelayan butuh subsisidi BBM.
"Kita menuntut kepada pemerintah agar memberikan subsidi BBM. Karena nelayan sangat tergantung dengan BBM," kata Anas dalam orasinya di Kantor Pemkab lamongan, Selasa (27/5/2008).
Sementara itu ketua DPRD Lamongan, H Makin Abbas yang menerima perwakilan
pengunjuk rasa mengatakan jika pihaknya setuju dengan tuntutan peserta aksi dan sebagai tanda persetujuannya, ketua DPRD bersedia menandatangani pernyataan sikap pengunjukrasa dan mengirimkannya ke pemerintah pusat.
"Kami seluruh anggota dan pimpinan DPRD Lamongan sepakat dengan tuntutan nelayan dan mahasiswa. Dan kami pun bersedia menandatangani pernyataan sikap ini," terang Makin.
Usai menyalurkan aspirasi, para pengunjukrasa kemudian membubarkan diri dengan tertib dengan menggunakan 12 truk dan 6 mobil puck up. Bubarnya pengunjukrasa ini masih mendapatkan kawalan ketat dari petugas kepolisian resort Lamongan hingga ke wilayah pantura Lamongan. (fat/fat)