Meski ditetapkan sebagai tersangka, ketiga pelaku mengaku tidak menyesal meski telah menghajar pria idaman lain (PIL) istri Masrano, Siti Wardani (22).
Saat ditemui detiksurabaya.com, Masrano mengaku belum puas jika tidak melukai PIL istrinya dengan senjata tajam. Dirinya yakin, istrinya berpaling karena rayuan Wardi.
Pria dengan satu anak ini mengaku istrinya sering diingatkan dan dinasehati, agar pamit saat meninggalkan rumah dan menjelaskan tujuannya. Namun Masrano kecewa, nasehat itu tidak pernah dihiraukan oleh istrinya.
"Saya sering mengingatkan, agar sikap yang tidak hormat kepada suami dan sering meninggalkan anak merupakan larangan agama. Tapi tidak pernah diindahkan," ujar Masrano yang mengaku pasrah dengan proses hukum yang akan dijalani kepada detiksurabaya.com di balik jeruji Mapolres Bangkalan, Rabu (9/4/2008).
Masrano mengaku beberapa upaya dilakukan untuk menyadarkan sang istri. Baik dengan teguran maupun pukulan di bagian betis. Bahkan, orang tua sang istri justru lebih aktif mengingatkan anaknya. Dan beberapa kali berusaha meredam setiap cekcok dalam rumah tangganya.
Menurut dia, setahun lamanya sudah cukup menahan emosi usaha menyadarkan istri sudah maksimal. Selain kewajiban yang harus dilakukan seorang suami, dia berharap sikap yang tidak baik itu cepat ditanggalkan.
"Selama istri tidak ada di rumah, anak saya diasuh oleh neneknya. Sebab, sejak perkawinan berlangsung, saya hidup berdua di rumah pemberian mertua yang jaraknya berdekatan dengan tempat tinggal beliu," tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, belum berfikir akan kembali hidup serumah dengan istrinya atau tidak. "Untuk kembali hidup serumah dengan istri belum saya fikirkan. Yang terlintas hanya satu, bagaimana kehidupan anak saya di masa mendatang," paparnya.
Meski begitu pihaknya memiliki beban dengan selingkuhan istrinya, karena sudah terluka parah. "Sebenarnya, saya sudah lama mencari untuk menegur Wardi, tapi tidak pernah ketemu," katanya.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr Moh Anwar Kabupaten Sumenep, dr Dzulkifli Mahmudz mengakui jika korban banyak mengeluarkan darah, namun sejak mendapat perawatan mulai membaik. "Kondisi korban penganiayaan itu mulai membaik," kata dr Dzulkifli Mahmudz saat dihubungi.
Sedangkan luka parah yang dialami yakni di bagian punggung dan beberapa luka tusuk di leher dan bahu kanan. Bahkan korban juga mengalami luka di sekujur tubuhnya.
Sebelumnya, merasa kehormatan keluarga diinjak-injak, tiga bersaudara nekat menghajar Wardi (27) hingga nyaris tewas. Korban yang diketahui warga Desa Batuputih Laok, Kecamatan Batuputih, Sumenep dihajar di dekat Polsek Manding. Mereka adalah Masrano (25) dan dua saudaranya, Asmono (24) dan Masroju (27) warga Desa Kolpo, Batang-Batang Sumenep. (fat/fat)