Mereka menilai manajemen telah melakukan kolusi dengan PT Adi Wira Prada (AWP) sebagai mitra PLN dalam penyediaan jasa kontruksi listrik. Sehingga, sepanjang setahun ini karyawan PT AWP telah berani melakukan intervensi terhadap manajemen perusahaan listrik negara ini. Mereka juga menuntut kerjasama dengan PT AWP dihentikan.
"Ada 5 karyawan PLN yang menjadi korban, mereka tidak disukai PT AWP kemudian secara mendadak manajemen langsung memutasinya tanpa alasan yang jelas. Bahkan, ada kawan kami yang menjadi korban penganiyaan, dia dipukuli," kata juru Muhamad Suratno bicara aksi kepada wartawan. Intervensi PT AWP itu, dinilai menganggu kinerja para karyawan.
Mereka mengaku telah beberapa kali melakukan dialog dengan manajemen, tetapi selalu menemui jalan buntu. Dia menilai manajemen terlalu arogan hingga tidak bersedia mendengarkan suara dari para karuawan. "Kekecewaan kami sudah memuncak, manajemen harus dirombak," tegasnya.
Siratno menjamin aksi unjukrasa ini tidak akan mengganggu pelayanan terhadap konsumen. Kendati sejumlah karyawan perwakilan 9 unit pelayanan di seluruh Malang bergabung dalam aksi ini. "Pelayanan administrasi dan teknik tetapo normal tidak terganggu," jelasnya.
Sambil membentangkan poster dan spanduk mereka terus menyerukan manajer dan asisten manajer administrasi PLN APJ Malang untuk mundur dari jabatannya. Peserta aksi, juga menyegel ruang kerja pimpinan PLN APJ Malang itu. (bdh/bdh)