Dia rela menanggung resiko terburuk, seperti pelanggan akan menunggalkan panti pijatnya.
Padahal, bisnis yang dirintis sejak tahun 2000 itu diharapkan bisa berkembang mengingat Kota Batu sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Jawa Timur.
"Celananya saya desain sendiri, karena sebelumnya saya menekuni profesi sebagai penjahit,"katanya saat ditemui di tempat usahanya, Jl Raya Beji Kota Batu, Jumat (4/4/2008).
Dia mengakui, awalnya para pelanggan umumnya memandang karyawannya bisa diajak kencan. "Pernah ada telepon suruh menyediakan gadis ke salah satu hotel, tapi langsung saya tolak," terangnya.
Bahkan, sebelumnya ada sejumlah pelanggan yang terus terang meminta layanan plus-plus seperti di panti pijat yang lain. Namun, setelah dijelaskan usaha panti pijat yang dikelolanya ini bebas dari pratik prostitusi dan hanya melayani pemijatan untuk kesehatan dan kebugaran.
"Eh, akhirnya dia memahami dan justru menjadi pelanggan tetap," tuturnya. Pelanggan tetap Dhoghadho Cafe and Massage, kata Franky, berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Mulai sales hingga eksekutif muda, bila ke Batu mereka selalu mampir untuk menghilangkan kepenatan. "Wisatawan dari Bali atau mancanegara seperti Australia maupun Belanda juga berkunjung ke sini," urainya.
Franky mengatakan tidak mudah mengubah pandangan masyarakat yang terlanjur menilai panti pijat sebagai penebar maksiat.
Frangky awalnya khawatir para pelanggannya akan berkurang. Ternyata para pelanggan Dhoghadho malah bertambah, dari 15 orang perhari, menjadi 25-30 pelanggan perhari,80 persen pelanggannya adalah pria dewasa.
Sejak setahun terakhir ini, pelanggan banyak datang dari kalangan wanita. Mereka datang bersama dengan suami dan keluarganya.
Demi kepuasan pelanggan, Franky tak segan-segan mendatangkan instruktur massage profesional. Proses rekruitmen karyawanpun cukup ketat, minimal lulusqan SMA.
"Citra panti pijat semakin postif, tamu tak malu-malu lagi datang ke panti pijat," ujar Frangky. Karyawan (pemijat) di tempat yang dikelola Franky semuanya ada 16 orang.
Jumlah kamarnya 12 ruang. Tarif deluxe Rp 65 ribu per jam ( interior lebih bagus ber-AC), sedangkan yang kelas standard Rp 50 ribu perjam.
Pengunjung akan mendapatkan bonus soft drink dan snack apabila pijat selama 2 jam. Mau?
Foto: Franky Setiawan, pemilik Dhoghadho Cafe and Massage di Kota Batu/Eko Widianto (gik/gik)