"Duduk bersama itu solusinya. Kalau saling ngotot maka tidak akan selesai," kata Ketua Komisi D DPRD Jatim Bambang Suhartono saat ditemui detiksurabaya.com di Gedung DPRD Jatim, Jalan Indrapura, Surabaya, Senin (3/3/2008).
Menurut Bambang, pihaknya (dewan, red) siap menjadi penengah antara warga dengan ExxonMobil. "Kita berdiri di tengah-tengah saja. Kalau kita diminta jadi penengah, kita ya siap saja," ujarnya.
Anggota FPDIP ini menambahkan, sampai saat ini, dewan masih belum menerima laporan atau pengaduan dari warga terkait masalah pembebasan lahan yang masih alot di kawasan Blok Cepu.
"Belum ada yang laporan. Tapi kalau ada yang melapor akan kita tampung," ujarnya.
Perlu diketahui, proses pembebasan lahan Blok Cepu di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur masih belum rampung. Padahal kebutuhan migas untuk nasional sangat mendesak. Dari Blok Cepu diharapkan bisa menutupi kebutuhan nasional 20%.
Warga bersikukuh menentang harga tanah Rp 50 ribu per meter persegi yang ditawarkan ExxonMobil.Harga tersebut dianggap warga sebagai bentuk pelecehan. Warga mengajukan harga minimal Rp 100 ribu permeter persegi.
Foto: Seorang warga mencari kayu di depan lokasi sumur minyak Banyu Urip di Desa Mojodelik Ngasem Bojonegoro. Warga sekitar Blok Cepu berharap kehidupannya bisa menjadi lebih baik dengan diproduksinya minyak dari daerahnya. Foto diambil pada 8/3/2006/Budi Sugiharto (bdh/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini