Luapan Bengawan Solo Kembali Ancam Bojonegoro

Luapan Bengawan Solo Kembali Ancam Bojonegoro

- detikNews
Senin, 03 Mar 2008 11:30 WIB
Bojonegoro - Ketinggian air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro makin kritis. Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian (Satlak PBP) pemkab setempat hari ini menaikkan status menjadi Siaga 2.

Papan duga ketinggian air di utara Pasar Kota Bojonegoro sampai pukul 10.00 WIB menunjukkan angka 14,44 pheilschaal (dari permukaan laut/DPL), atau naik 2 strip dibanding pukul 06.00 pada angka 14,42 pheilschaal.

"Memang air masih terus naik, tapi masih bisa kita antisipasi. Asalkan tidak ada lagi banjir kiriman dari wilayah hulu yaitu Solo atau Madiun," jelas Koordinator Pengendalian dan Pengamanan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo Jatim di Bojonegoro, Moeljono pada detiksurabaya.com, Senin (3/3/2008).

Antara BPSDA Bengawan Solo Jatim dengan Satlak PBP Bojonegoro terus melakukan koordinasi dalam memantau ketinggian air dan mengantisipasi banjir. Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bojonegoro telah menyiapkan sedikitnya 2.000 karung pasir jika diperlukan untuk membuat tanggul darurat.

Air Sungai Bengawan Solo mulai terlihat meluap di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander. Jalan desa setempat sudah terendam air dan cukup mengganggu arus lalu-lintas. Walau air belum masuk permukiman, namun warga sudah membuat tanggul dengan kantong-kantong pasir pada pintu rumah mereka.

"Air belum sampai ke rumah tapi jalan sudah banjir Mas. Pintu rumah sudah saya tanggul pakai tas kresek berisi pasir. Barang-barang juga sudah saya naikkan ke atas tempat tidur," kata Supagi warga Dukuh Cumpleng, Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, yang hari ini tidak menarik becak karena menjaga rumah dari banjir.

Sementara, petani di Desa Grape dan Semambung, Kecamatan Kanor, kelabakan lantaran sawah mereka kembali terendam banjir sejak pukul 05.00 WIB tadi. Padahal tanaman padi mereka baru berusia 15 hari, itupun adalah hasil tanam ulang setelah tanaman sebelumnya gagal juga akibat banjir.

"Desa sini saja sawahnya ada 70 hektar. Sebagian besar sudah kebanjiran, padahal baru tanam lagi. Lagian jalan dan jembatan yang jebol kena kena banjir yang dulu sampai sekarang belum ditangani pemerintah," kata Hendro, warga Desa Grape, Kanor yang rumahnya terendam setinggi 2 meter saat banjir pada akhir 2007 lalu. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.