Beruntung saat kejadian para siswa sudah pulang dan tidak ada korban jiwa. Kondisi gedung itu sendiri sudah mengalami rusak parah. Tembok dan genting berjatuhan dan rata dengan tanah.
Kepala Tata Usaha (KTU) SMPN 2 Ambunten, Sumenep, Salehudin membenarkan ambruknya gedung praktikum tersebut. "Tidak ada angin dan hujan, gedung yang juga kami fungsikan sebagai aula itu sudah ambruk. Beruntung tidak ada korban dari siswa atau sebelumnya peralatan kami sudah diamankan," katanya kepada detiksurabaya.com saat di lokasi, Kamis (28/2/2008).
Dia menduga, ambruknya gedung bantuan UNICEF tersebut akibat konstruksi yang dibangun tahun 1998 kurang memenuhi strandarisasi nasional. Bahkan sebelum ambruk, genting dan atap sudah mulai berjatuhan sejak 2 bulan lalu.
Akibat ambruknya gedung tersebut, aktivitas 81 siswa SMPN 2 Ambunten tersebut yang seharusnya mendapatkan bimbingan praktek, akhirnya dihentikan. Bahkan para guru juga tidak berani menggunakan ruang lain karena kondisi bangunannya sudah mengancam keselamatan jiwa.
Sementara itu Wakil Bupati Sumenep, Moh Dahlan dan Kepala Dinas Pendidikan, Moh Rais yang mendapat laporan peristiwa tersebut langsung ke lokasi kejadian.
Menurut Wabup Sumenep, Moh Dahlan, pihaknya akan menganggarkan gedung praktikum dan gedung sekolah yang sudah tidak bisa digunakan pada perubahan anggaran keuangan (PAK) tahun 2008 ini.
"Kami akan mengusahakan perbaikan gedung di SMPN 2 Ambunten itu akan dianggarkan dalam PAK mendatang ini. Sebab, APBD 2008 sudah selesai dibahas," kata Dahlan.
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Moh Rais, mengatakan ambruknya gedung praktikum SMPN 2 Ambunten itu masih belum masuk kategori skala prioritas.
"Sebab, 81 siswa SMPN 2 Ambunten ini masih bisa melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Sedangkan masih ada sekolah lainnya yang mengalami kerusakan sejak lama," ujarnya. (fat/fat)