Pengeroyokan berlangsung Selasa (19/2/2008) malam kemarin. Tengah malam itu korban, Wawan Wahyu (14), warga Desa Jipo, Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, baru pulang dari latihan pencak silat di Desa Mudung, tak jauh dari rumahnya. Ditengah perjalanan, mendadak Wawan serta 2 temannya, Mujid dan Safi'i, dicegat sekitar 15 orang tak dikenal bersenjatakan potongan kayu.
Tanpa banyak bicara, 15 orang itu langsung menyerbu kearah Wawan dan kedua temannya. Lantaran Mudjid dan Safi'i berhasil lari menyelamatkan diri, maka tinggal Wawan yang menjadi sansak hidup bagi pengeroyok. Akibatnya, pelajar kelas 8 SMP itu mengalami luka robek dan memar di bagian kepala.
"Jam 12.25 tadi korban melapor pada kami. Kepalanya luka terkena hantaman benda tumpul, diperkirakan potongan kayu. Dugaan sementara pelaku pengeroyokan adalah sekelompok murid sebuah perguruan silat lain," jelas Kabag Bina Mitra Polres Bojonegoro, Kompol Hadi Suryo pada detiksurabaya.com, di kantornya, Rabu (20/2/2008).
Menurut Hadi Suryo, tindak kekerasan yang sering menimpa anggota sebuah perguruan silat di Bojonegoro bukan akibat konflik antar perguruan. Namun, karena ulah segelintir oknum perguruan silat yang ingin pamer ilmu.
"Ini hanya ulah oknum murid perguruan silat. Kalau diantara perguruan tidak ada masalah, mereka rukun-rukun saja. Kami sedang selidiki siapa dalang dibalik konflik antar murid perguruan silat ini," tambahnya.
Kompol Hadi Suryo berharap, para guru silat dari semua perguruan untuk menjaga kerukunan antar perguruan dan mampu meredam emosi para murid mereka. Kalaupun ada pertarungan untuk menjajal ilmu, hanya boleh dilakukan dalam sebuah arena pertandingan secara sportif. (bdh/bdh)