Balaikota Surabaya Berusia 81 Tahun

Balaikota Surabaya Berusia 81 Tahun

- detikNews
Selasa, 19 Feb 2008 09:40 WIB
Surabaya - Kantor pemerintahan di berbagai daerah di Indonesia masih banyak yang menempati bangunan kuno atau bangunan bekas peninggalan pemerintah Belanda. Salah satunya adalah Pemkot Surabaya.

Pemerintah Kota Surabaya ini menempati Balaikota yang berada di Jalan Walikota Mustajab dan berada di jantung Kota Pahlawan.

Menurut catatan Universitas Kristen Petra Surabaya, Gedung utama Balaikota di Taman Surya ini mulai dibangun pada tahun 1923 dan ditempati pada tahun 1927. Arsitek bangunan ini adalah C. Citroen dengan pelaksana H.V. Hollandshe Beton Mij. Pembangunannya menelan dana sekitar 1.000 Gulden.

Walikota Surabaya pertama A Meyroos yang diangkat Tahun 1916 menjabat sampai tahun 1921. Rencana pembangunan Gedung Balaikota Surabaya setelah walikota Surabaya kedua G.J. Dijkermen, terpilih.

Sejarahwan Surabaya Prof Aminudin Kasdi saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com, Balaikota Surabaya sejak awal pembentukan hanya sedikit mengalami perubahan bentuk untuk eksteriornya. Misalnya saja atapnya yang dulu dari besi yang ditutup dengan sirap diganti dengan genting. "Untuk di dalam (interior) memang mengalami sedikit perubahan, misalnya perbaikan toilet. Namun secara keseluruhan tidak merubah bentuk aslinya," tuturnya.

Gedung yang terletak di Jalan Walikota Mustajab ini memiliki 2 lantai dengan panjang 102 meter, dan lebar 19 meter. Di lantai dasar terdapat beberapa ruang antara lain ruang kantor Bagian Hukum, Bagian Organisasi dan Bagian Umum. Sedangkan di lantai dua terdapat ruangan Walikota Surabaya, ruangan Wakil Walikota, ruangan Sekretaris Daerah. Adapula ruangan Asisten I, Asisten II dan Asisten III Sekkota serta sebuah ruang rapat.

Bangunan ini juga memiliki filosofi sebagai kantor pemerintahan. Bangunan terdiri atas 2 lantai dengan sayap kiri dan sayap kanan sehingga memberikan kesan keseimbangan dengan garis-garis vertikal dan hirizontal, nampak kokoh, kuat, berwibawa, melambangkan kewibawaan pemerintah.

Sejak tahun 1942, saat kekuasaan Jepang masuk Indonesia, Surabaya juga mengalami pergantian kepemimpinan. Walikota Surabaya dari penguasa Jepang saat itu adalah I.C Bangasih dengan Wakil Walikota Surabaya Raden Sudirman.

Setelah hengkang dari Indonesia pada tahun 1945, Gedung Kotamadya Surabaya pun berpindah tangan ke Indonesia. Dan yang diangkat pertama kali menjadi pemimpin Kotamadya Surabaya adalah Raden Sudirman. "Sejak saat itu gedung tersebut milik Indonesia," tegasnya.

Pakar sejarah Universitas Surabaya (Unesa) ini menegaskan bahwa Gedung Balaikota Surabaya adalah cagar budaya yang harus dilindungi. "Tidak boleh dirubah atau dibongkar. Itu cagar budaya," tegasnya.

Foto: Balikota Surabaya di Jalan Walikota Mustajab/Steven Lenakoly (stv/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.