Untuk melancarkan transportasi warga setempat berinisiatif membuat perahu dari lembaran tong bekas. Perahu itu digunakan untuk menyeberangi aliran Sungai Sampean selebar 100 meter dari Desa Sliwung menuju Desa Kotakan, Kecamatan Situbondo atau sebaliknya.
Pembuatan perahu seng berkapasitas 10 orang digagas oleh santri Ponpes Darun Najah di Desa Sliwung, yang berlokasi tak jauh dari bantaran sungai.
"Untuk menaiki perahu ini kami tidak mematok biaya, yang penting seikhlasnya saja. Kadang ada yang bayar Rp 1.000 untuk sekali menyeberang. Bahkan kalau memang tidak mampu ya penumpangnya bisa gratis, Mas," ucap Fathurrachaman, salah seorang santri Ponpes Darun Najah, saat ditemui detiksurabaya.com, Kamis (14/2/2008).
Saat bencana banjir bandang Jumat lalu (8/2/2008), jembatan gantung sepanjang sekitar 100 meter yang dibangun 5 tahun silam putus. Padahal, warga yang hendak menuju ke kota atau ke pasar selalu melewati jembatan tersebut.
"Dengan kondisi saat ini terpaksa harus menyeberangi sungai dengan perahu dan harus antre," tutur Jumaiyah (35) yang menyeberang bersama dua anaknya.
Warga Desa Sliwung sebenarnya memiliki jalan alternatif menuju Kota Situbondo. Namun jalan tersebut harus memutar dengan jarak tempuh sejauh 10 kilometer menuju Kelurahan Ardirejo.
"Daripada harus muter jauh, kan lebih baik naik perahu ini. Cukup Rp 2.000 untuk menyeberangi sungai pulang-pergi," terang Asmito (43), warga Capore yang hendak mengunjungi kerabatnya di Desa Sliwung.
Foto: Warga harus menggunakan perahu yang terbuat dari tong untuk pergi ke desa lainnya/Irwan Yulianto (fat/fat)