Meski demikian, potensi anak Gunung Kelud untuk tumbuh menjadi sebuah gunung baru tetap terbuka, karena gempa hembusan masih tercatat dengan intensitas yang tinggi.
Pantauan detiksurabaya.com di lokasi menunjukkan, guguran bebatuan dari kubah lava tersebut terjadi hampir setiap saat. Guguran selalu disertai suara yang menggelegar dan leleran lava pijar.
Budi Prianto petugas di Pos Pantau Margomulyo mengatakan, jika terjadinya guguran bebatuan pada tubuh kubah lava diakibatkan terjadinya amplituda yang semakin besar pada gempa hembusan yang saat ini terus terjadi dengan intensitas yang tinggi.
"Maksimal saat ini amplitudanya mencapai 20 mm. Dan itu dalam satu hari bisa terjadi antara 500 sampai lebih dari 1000 kali," kata Budi Prianto saat ditemui di kantornya.
Disebutkannya pula, akibat terus gugurnya bebatuan pada tubuh kubah lava ketinggiannya hingga saat ini tidak mengalami banyak penambahan. Dalam pengukuran terakhir pada tanggal 27 Januari yang lalu, ketinggian kubah laba mencapai 210 meter diatas permukaan laut (dpal), atau tidak mengalami peningkatan berartiu apabila dibandingkan pengukuran satu bulan sebelumnya.
"Padahal pertumbuhan kubah lava per harinya bisa mencapai 8 meter kubik," lanjutnya.
Menurutnya, bebatuan yang gugur merupakan bebatauan yang berada di pinggir dan terlalu rapuh, sehingga ketika mendapatkan getaran yang besar dari gempa hembusan maka akan sangat risakan untuk gugur.
"Makan dari itu pula, kami masih berlakukan larangan beraktifitas pada radius 1,5 KM. Ini juga demi keselamatan warga juga," tegas Budi.
Foto: Guguran bebatuan kubah lava terus terjadi dan disertai leleran lava pijar/ Samsul Hadi (bdh/bdh)











































