Seperti di Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi. Ratusan warga terpaksa menjual barang-barang bekas untuk membeli beras dan lain-lain.
"Sudah dua pekan ini kami dan warga banyak yang menjual barang-barang yang sudah terendam banjir, untuk membeli beras," Satupah kepada detiksurabaya.com saat berada di rumahnya, Dusun Genyol Desa Pojok Kecamatan Kwadungan, Rabu (9/1/2008).
Alasannya, kata dia, karena satusatunya hasil panen gabah yang seharusnya menjadi persediaan makan sehari-hari terendam air.
Satupah mengaku terpaksa mengumpulkan botol minuman air mineral, kardus dan menjuualnya. "Perkilonya kita mendapatkan uang Rp 800 dan untuk membeli beras dan makanan lainnya," tambahnya.
Sementara dari pantauan detiksurabaya.com, pascabanjir, harga kebutuhan pokok di beberapa pasar Ngawi melonjak tajam. Seperti harga telor perkilonya yang semula Rp 8 ribu menjadi Rp 11 ribu. Sedangkan harga beras yang semula Rp 5 ribu menjadi Rp 6 ribu dan harga minyak curah yang semujla Rp 8 ribu menjadi Rp 9.500.
"Pasokan stok barang tipis. Rata-rata kejadian ini menimpa di pasar-pasar tradisional dan pasar besar," jelas salah satu pedagang, Khusnul Khotimah. (fat/fat)